Mohon tunggu...
djarot daya yuwana
djarot daya yuwana Mohon Tunggu... -

seseorang yang ingin mengetahui segalanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ranah Tak lagi Ramah

24 November 2010   07:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

terdengar sayup nada penjaja makanan,jasa,dan penjaja nada itu sendiri,.

lantang suara penjaja nada diatas kereta senja disini,sudah beberapa kali aku mengatupkan tangan kepada beberapa penjaja nada,karena tidak memberi mereka sedikit upah,.

pantas dan(wajib)mereka mengumpat,dan menurutku mereka tak salah,.

dalam lamunan dan pena ditangan aku berpikir apa yang harus aku cerna dan rasa,.

terkesiap,dan sedikit terpana saat aku dengar suara menumbuhkan rasa,ya..dari penjaja nada wanita,melantunkan lagu yang mengiringi diriku membuat tulisan atau entah apa namanya.

menarik,dan sedikit mengelitik ingin menemuimu dan bersapa,tapi,aku tahu sesuatu yang menarik bersifat misterius,cukup lamunkan dan goreskan,

Kau menyiratkan di lamunan,sebuah teori yang menurutku sangat -sangat rancu dan subjektif dalam penjabaran'nya,

persamaan gender,atau kesetaraan antara kaum hawa dan adam,memang sedikit memaksa untuk mengartikanya.

apa hanya sama:.hak hidup'nya

.hak bicara'nya

.hak kebebasan'nya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun