bagaimana denganmu?kau bertanya.
aku turun,.jawabku
hehehe,kau tertawa kecil dan menatapku tajam,kau takut??aku tetap tinggal,jawabmu..
,terdengar riuh penduduk dan peringatan dari petugas mengarahkan kami turun,apa kau tidak mau menyambut dewa lang-lang jagad?
apa kau tidak mau menyambut ibuku dan saudara-saudara kita,menjelma purnama ?tanyamu,ini sudah garis dan satu keharusan kita sebagai laskar purnama,menyatu sebagai cahaya purnama,..
gemuruh angin semakin pekat seperti "arabika"yang biasa kita hirup dalam ritual kita menyerap cahaya purnama,abu berterbanagan,seperti halnya hasil bakaran kretek yang biasa kita hisap dalam melafalkan mantera"padhang wulan",setiap lima belas jawa,lembah raharja berpijar,..itukah kau sang laskar purnama??bukankah purnama (mungkin)tak datang malam ini??..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H