Mohon tunggu...
Davin Indrawan
Davin Indrawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - War is Deception

Seorang Mahasiswa yang berusaha maksimal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Would You Rather Choose Nuclear War or Cyber War?

2 Desember 2021   13:42 Diperbarui: 2 Desember 2021   14:47 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya, bisa dilihat dengan jelas pilihan mana yang lebih baik. Perang Siber lebih baik ketimbang Perang Nuklir, meski bisa selamat setelah bersembunyi di bunker, After Effectnya berpotensi menghancurkan dunia. 

Berbeda dengan Cyber War yang tidak terlalu memiliki after effect seperti bom nuklir serta tidak memakan dampak nyata yang sangat besar. 

Meskipun ancaman Cyber War lebih sering terjadi namun pemulihan dari dampak tersebut bisa diselesaikan dengan jangka pendek sehingga jika ditanya mengenai hal tersebut, disarankan untuk Cyber War.

Daftar  Pustaka

Helfand, I., Haines, A., Ruff, T., Kristensen, H., Lewis, P., & Mian, Z. (2016). The Growing Threat of Nuclear War and the Role of the. World Medical Journal , 86-95.

Powers, J. (2021, February 24). Nuclear warfare or cyber warfare: which is the bigger threat? Retrieved December 2, 2021, from ASPI ( Australian Strategic Policy Institute): www.aspistrategist.org.au

Redaksi. (2016, november 17). Mengenal Sejarah Cybercrime di Dunia. Retrieved october 11, 2021, from jurnalsecurity.com: jurnalsecurity.com

Tempo.co. (2014, may 13). TNI AD Gandeng IT Del Bangun Cyber Defence. Retrieved December 2, 2021, from Tempo Website: nasional.tempo.co

Yanuar, A. P. (2021). Cyber War : Ancaman Baru Keamanan Nasional dan. Jurnal Keamanan Nasional Volume VII, No. 1 , 23-25.

Zablotska, L. B. (2016). 30 years After the Chernobyl Nuclear Accident: Time for Reflection and Re-evaluation of Current Disaster Preparedness Plans. Journal of Urban Health: Bulletin of the New York Academy of Medicine , 4017-413.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun