Mohon tunggu...
Davina Santosa
Davina Santosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya senang mencoba hal baru dan melakukan pengkajian mengenai pariwisata.

Mahasiswa S1 Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berburu Sarapan Peranakan Halal di Casademia Buka Meja, Yogyakarta

17 Desember 2023   21:38 Diperbarui: 18 Desember 2023   00:25 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Goreng Mamak. Sumber: dokumentasi pribadi.

Makanan-makanan peranakan halal  ini wajib dicoba minimal sekali seumur hidup!

Guliran laman Instagram membawa saya pada satu postingan rumah makan viral di Yogyakarta. Terlihat ramai dikunjungi dengan beberapa santapan menggiurkan di dalamnya. Restoran ini diperkenalkan dengan nama Casademia Buka Meja. Sebuah restoran peranakan 100% halal yang ramai diperbincangkan berbagai linimasa. Restoran viral ini rupanya dimiliki oleh Momicep, seorang tokoh dibalik Golden Geisha Ramen, restoran ramen viral yang juga digemari dan diburu berbagai kalangan.

Berawal dari guliran di Instagram, saya dengan dua saudari saya sepakat menyambangi restoran peranakan tersebut yang letaknya di sekitar pusat Kota Yogyakarta, dekat dengan Tugu, lebih tepatnya lagi berada di Jalan Tri Margo nomor 88, Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

Awalnya, jam kunjungan kami niatkan di pagi hari, alih-alih memburu sarapan. Rupanya, sekitar pukul 11.00 kami baru sampai di tempat, cukup siang untuk sebuah rencana sarapan. Ramainya antrian sudah terlihat sejak kami memarkirkan kendaraan. Sambil menyayangkan kedatangan kami yang hampir tengah hari, dengan penuh harap kami melangkah mendekati pintu utama dan mengambil nomor antrian pada pramusaji yang menjaga. "Mas, ini ngantrinya berapa lama ya?" tanya saya. "Kurang lebih 11 antrian lagi mba," jawab pramusaji. Sempat kami--saya dan dua saudari saya--melirik satu sama lain untuk meyakinkan diri tetap mengantri.

Sulit menemukan tiga tempat duduk sejajar, kami pun terpisah pada bangku-bangku kosong di antara pengunjung yang sedang mengantri. "Silakan mbak, duduk di sini saja. Kosong kok," ajak seorang wanita paruh baya mempersilakan saya duduk di bangku kosong, tepat di sebelah anaknya yang masih kecil. "Terima kasih bu, ke sini sama keluarga bu?" tanya saya mengakrabkan diri. "Iya mbak, sekeluarga. Baru pertama kali nyobain ini," jawab ibu. "Wah, saya juga baru pertama kali bu, biasa, korban Instagram hahaa," lanjut saya memperpanjang obrolan yang ternyata direspon baik oleh ibu, "Kalo saya dari suami mbak, cari-cari tempat makan di TikTok gitu terus kepincut sama ini. Menarik banget kelihatannya." Begitu kira-kira obrolan singkat kami.

Beragam karakteristik pengunjung, mulai dari pasangan, keluarga, hingga sekumpulan ibu-ibu senam terlihat sedang menunggu panggilan nomor antrian mereka. Dalam jangka waktu tak tentu, satu per satu nomor antrian pengunjung diseru oleh pramusaji. Sembari menunggu panggilan, saya mengamati tata cara dan pola pemesanan pengunjung. Kurang lebih seperti ini: mendapat panggilan nomor antrian, memesan menu pada pramusaji di depan pintu masuk, melakukan pembayaran di kasir, dan memperoleh tempat duduk.

Situasi antrian Casademia. Sumber: dokumentas pribadi.
Situasi antrian Casademia. Sumber: dokumentas pribadi.

Sekitar 30 menit sejak menduduki bangku antrian, akhirnya pramusaji menyerukan nomor antrian saya yang sepaket dengan dua saudari saya. Untungnya, dengan cepat kami menjabarkan pesanan yang sudah kami catat sebelumnya melalui handphone. Dengan sigap, pramusaji mengarahkan kami pada meja yang tersedia, yakni meja di luar ruangan (outdoor). 

Rupanya, usaha kami mendapatkan hidangan lezat tidak berhenti pada penantian panggilan nomor antrian, tetapi juga pada penantian penerimaan pesanan. Setelah sekitar 25 menit kami menanti, pesanan saya yang pertama kali diantarkan, yakni Bubur Ah Lao Charsiu dengan potongan daging ayam rebus. Didasari niat hati ingin menikmati hidangan bersama-sama, saya turut bertekad menanti pesanan milik kakak dan adik saya. Kami menunggu sekitar setengah jam lagi untuk menerima pengantaran selanjutnya, milik adik saya, yakni Nasi Goreng Mamak. Sesuai dugaan, makanan terakhir yang kami nantikan--Kaya Butter Toast--milik kakak saya juga berjarak sekitar 15-30 menit dari pengantaran sebelumnya. Sungguh waktu yang cukup lama untuk menahan rasa lapar hingga keterlambatan datangnya minuman tidak lagi jadi masalah bagi kami.

Bubur Ah Lao Charsiu. Sumber: dokumentasi pribadi.
Bubur Ah Lao Charsiu. Sumber: dokumentasi pribadi.

Kami pun mulai mencicipi masing-masing menu yang dipesan dan tak jarang bertukar piring untuk saling mencicipi hidangan. Saya mencicipi hidangan pesanan saya, Bubur Ah Lao Charsiu, sebuah bubur yang didominasi cita rasa gurih dengan topping khas makanan peranakan yakni potongan ayam rebus hainan, potongan BBQ ayam charsiu, telur setengah matang, keripik pangsit, kerupuk, yang dipadukan dengan minyak jahe dan bawang putih, dan disajikan dengan kuah kaldu ayam terpisah. Hangatnya bubur dipadukan dengan cita rasa gurih, permainan tekstur yang unik--lembut dari bubur dan telur, kenyal dari ayam, renyah dari keripik--aroma jahe yang kuat, serta segarnya kuah kaldu ayam terkombinasi dengan sangat baik. Sebagai pencinta bubur peranakan, saya sangat menikmati hidangan ini hingga suapan terakhir. Porsinya yang cukup besar juga sangat mengenyangkan untuk saya habiskan sendiri. Dengan harga Rp25.000,00, Bubur Ah Lao Charsiu worth it untuk dicoba.

Nasi Goreng Mamak. Sumber: dokumentasi pribadi.
Nasi Goreng Mamak. Sumber: dokumentasi pribadi.

Saya juga mencicipi Nasi Goreng Mamak, nasi goreng peranakan berwarna merah yang dipadukan dengan sambal XO (signature Momicep), disajikan dengan toping telur mata sapi setengah matang dan daging sapi BBQ panggang. Nasi Goreng Mamak didominasi oleh cita rasa gurih dan sedikit manis yang dihasilkan dari bumbu rahasianya. Aroma panggang dari potongan sapi BBQ ketika dipadukan dengan pecahan telur setengah matang memberi tekstur kenyal, lembut dan rasa gurih pada nasi goreng ini. Sejauh ini, setiap suapan dari menu yang kami pesan memberi kombinasi tekstur, rasa, serta aroma yang pas dan nikmat. Bukti dari kenikmatan makanan di sini ditandai dengan gelengan kepala dan pejaman mata kami di setiap suapan. Dengan harga Rp40.000,00, Anda sudah bisa mendapatkan porsi jumbo Nasi Goreng Mamak. 

Kaya Butter Toast. Sumber: dokumentasi pribadi.
Kaya Butter Toast. Sumber: dokumentasi pribadi.

Menu makanan terakhir yang kami cicipi adalah Kaya Butter Toast. Berbeda dari roti panggang srikaya pada umumnya, Kaya Butter Toast menggunakan resep selai srikaya Momicep yang dibuat dengan ekstrak pandan dan kelapa, serta disajikan dengan mentega Prancis asli. Rupanya, Kaya Butter Toast tak kalah nikmat dari hidangan-hidangan kami sebelumnya. Roti yang renyah, tebal, lembut, dan hangat sukses terkombinasi dengan wanginya aroma pandan dan kelapa pada selai srikaya, serta manisnya cita rasa selai srikaya dan gurihnya butter. Saya sangat merekomendasikan untuk mencampur semua komponen pada setiap suapan Anda, sehingga tercipta kombinasi manis dan gurih. Bagi penggemar makanan manis, Kaya Butter Toast akan memanjakan lidah Anda dari suapan pertama hingga akhir. Adapun harga yang ditetapkan untuk Kaya Butter Toast adalah Rp17.000,00.

Penantian kami pada makanan utama berujung pada kenikmatan. Secara keseluruhan, setiap tampilan, porsi, dan rasa makanan mendapat nilai 9.8/10 dari saya sebagai pengunjung. Cukup menghilangkan keluhan kami atas penantian yang panjang. Namun, satu hal yang sangat disayangkan, penantian kami pada pesanan minuman berujung pada kekecewaan. Pelayanan minuman kami mengalami keterlambatan. Bahkan hampir satu jam selesai makan, minuman kami tak kunjung datang. Tentu menjadi pengalaman yang buruk bagi kami, mengingat bahwa minuman menjadi salah satu komponen pelancar pencernaan, sehingga menunggu kedatangan minuman dalam waktu yang lama dapat mengurangi kenyamanan tubuh saya setelah makan.

Selang satu jam menanti hingga beberapa kali menemui pramusaji untuk memastikan pesanan kami, akhirnya minuman kami tiba di meja. Saya memesan Ais Tea O, sebutan untuk minuman es teh (Rp13.000,00). Sedangkan, kakak adik saya memesan Ais Tea Nona, sebutan untuk es teh tarik (Rp17.000,00). Untungnya semua minuman yang kami pesan hanya tersedia ukuran paling besar (large), sehingga penantian kami lagi-lagi terbayarkan dengan rasa puas ketika menikmatinya. 

Cerita kuliner kami di Casademia Buka Meja berakhir setelah melepas dahaga menikmati hidangan segar minuman yang kami pesan. Casademia Buka Meja hanya membuka menu sarapan (breakfast)  pada hari Jumat-Minggu pukul 06.00-12.00, sedangkan menu makan malam (dinner) dibuka setiap Selasa-Minggu pukul 17.00-21.00. Seperti namanya, Buka Meja, mereka membuka reservasi, khususnya bagi pengunjung yang ingin menikmati makan malam. Terdapat perbedaan menu sarapan dan makan malam, sehingga pilihan kunjungan dapat disesuaikan dengan keinginan masing-masing.

Jika tertarik mengunjungi restoran ini untuk sarapan, saya sangat merekomendasikan untuk datang lebih pagi sekitar pukul 06.00-09.00, agar lebih leluasa menikmati hidangan lezat Casademia serta mengantisipasi panjangnya antrian. Seluruh informasi terkait menu, nomor admin reservasi, serta lokasi restoran dapat ditemukan secara lengkap di linktree pada bio Instagram @casademiakitchen. 

Jadi, sudahkah kamu mencatat tanggal untuk mengajak orang tersayang berkunjung ke Casademia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun