Purworejo, 06 September 2024 - Desa Purworejo, sebuah desa agraris yang terletak di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, baru-baru ini Tim KKN Universitas Muria Kudus (UMK) menjadi sorotan berkat inovasi baru yang mampu meningkatkan produktivas hasil panen pertanian singkong di wilayah tersebut. Para petani di desa ini kini dapat menikmati hasil panen yang lebih efisien dan cepat berkat alat pencabut singkong sistem mekanis yang dikembangkan oleh Tim KKN Universitas Muria Kudus.
LATAR BELAKANG INOVASI
Sejak lama, petani singkong di Desa Purworejo menghadapi tantangan dalam proses pencabutan singkong yang memakan waktu dan tenaga. Selama ini, pencabutan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul atau alat sederhana lainnya, yang seringkali menyebabkan cedera dan kerusakan pada tanaman. Menyadari masalah ini, Tim KKN Universitas Muira Kudus (UMK) memutuskan untuk berinovasi dengan menciptakan alat pencabut singkong yang mudah digunakan.
DESAIN DAN PENGEMBANGAN ALAT
Alat pencabut singkong yang dikembangkan memiliki desain sederhana namun efektif. Alat pemanen singkong mekanis tersebut menggunakan prinsip kerja momen gaya dengan sedikit usaha yang dilakukan tetapi dapat menghasilkan gaya angkat yang besar untuk mengangkat atau mencabut singkong dari dalam tanah. Â Dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama, alat ini dirancang agar mudah dioperasikan oleh petani.
Proses pengembangan alat ini memakan waktu sekitar 2 minggu, dimulai dari tahap perancangan, uji coba, hingga penyempurnaan. Alat ini diciptakan dengan kolaborasi antara Mahasiswa Teknik Mesin dan Argoteknologi, dan dukungan dari pemerintah Desa Purworejo kec. Margoyoso kab. Pati.
MANFAAT BAGI PETANI SINGKONG
Sejak diterapkan alat pencabut singkong diharapkan membawa banyak manfaat bagi para petani di Desa Purworejo. Semoga Produktivitas hasil panen meningkat hingga 50% dibandingkan dengan metode manual. Selain itu, alat ini juga membantu mengurangi risiko cedera kerja yang sering dialami petani.
Alat ini juga mudah digunakan karena menggunakan prinsip kerja momen gaya dengan sedikit usaha yang dilakukan tetapi dapat menghasilkan gaya angkat yang besar untuk mengangkat singkong. Para petani merasa lebih termotivasi karena pekerjaan mereka menjadi lebih ringan dan efisien, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga petani.