Mohon tunggu...
david sudarko
david sudarko Mohon Tunggu... -

peminat rohani, sosial, edukasi, moralitas, humaniora, dan segala hal yang bernilai kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda dan Cinta (Refleksi Iman Kristen)

18 Mei 2017   11:47 Diperbarui: 18 Mei 2017   11:55 6040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa sebenarnya yang membuat  seseorang rela berkorban dan mau melakukan segala sesuatu bahkan sampai berani mengorbankan nyawanya demi seseorang? Tidak lain dan tidak bukan adalah karena CINTA.  Cinta memang mampu membuat seseorang melakukan hal-hal yang melampaui batas kemampuannya. Dia mampu menghipnotis seseorang untuk berbuat sesuatu di luar kewajaran, sehingga sempat muncul sebuah prinsip ‘lautan luas kan ku seberangi, gunung tinggi kan ku daki,dan bla bla bla.... itulah kekuatan cinta.

Berbicara tentang cinta memang seolah-olah tidak ada ujung akhirnya. Dari zaman dahulu kala hingga hari ini, sejak kisah ramayana hingga kisah cinta fitri, dari anak-anak sampai nenek-nenek, mereka selalu membicarakan dan mencari cinta karena semua membutuhkannya.

Namun yang paling sering dan paling suka membicarakan cinta setiap harinya dan setiap waktu adalah siapa lagi kalau bukan kaum remaja dan muda-mudi. Mereka bisa lupa makan, lupa waktu, lupa belajar, lupa ortunya dan mungkin bisa lupa pada dirinya sendiri. Hal yang semacam inilah yang seringkali menimbulkan persoalan bagi dirinya sendiri, bahkan tidak sedikit yang kehilangan masadepannya.

Saya merasa prihatin pada generasi muda saat ini yang lebih memprioritaskan cinta dan asmara mereka ketimbang memprioritaskan tanggungjawabnya sebagai pelajar atau mahasiswa, lebih-lebih terhadap Tuhan dan kerohaniannya. Kiranya apa yang saya tuliskan ini dapat memberi pencerahan yang berarti untuk menterjemahkan cinta dan merealisasikannya.

  • Arti cinta

Sebutan lain dari kata cinta adalah ‘kasih’. Dalam bahasa Inggris disebut ‘love’, dalam bahasa Jawa disebut ‘tresno’, atau dalam bahasa lain juga mempunyai sebutannya sendiri. Untuk arti cinta di masa ini rasa-rasanya sudah tidak bisa dibakukan lagi, oleh karena adanya hukum ‘relativitas’, jadi setiap orang memiliki arti cinta masing-masing. Bahkan pernah dijadikan sebuah judul lagu, ‘cinta berjuta rasanya’.

Ada yang berpendapat bahwa cinta itu buta, ada juga yang berpendapat bahwa cinta itu romantis, ada pula yang mengatakan bahwa cinta itu maut. Ketika saya merenungkan masing-masing pendapat itu dan menggabungkannya dengan pengalaman pribadi, maka saya menemukan sebuah kesimpulan sementara bahwa masing-masing pendapat itu muncul dari berbagai latar belakang.

Cinta dikatakan buta dikarenakan latar belakang yang tidak pandang bulu, atau rela melakukan segala sesuatu demi cinta. Cinta dikatakan romantis dikarenakan latar belakang yang selalu indah saat dijalani. Tetapi sebaliknya jika saat dijalani selalu yang menyakitkan maka cinta itu dikatakan maut, karena mengakibatkan luka dan membawa kematian. Namun secara umum semua orang lebih menyetujui jika cinta itu selalu yang indah-indah dan menyenangkan.

  • Rasa cinta dan ingin dicintai

Jika banyak orang yang setuju dan menyukai bahwa cinta itu menyenangkan maka ada sesutau yang melatarbelakanginya. Sepertinya latarbelakang yang paling kuat adalah rasa cinta dan ingin dicintai. Setiap orang yang dilahirkan dari rahim seorang ibu, baik laki-laki maupun perempuan, semua memiliki benih-benih cinta. Mereka ingin dicintai dan akan mengungkapkan rasa cintanya. Benih cinta itu akan selalu bertumbuh dalam setiap perkembangan dari tahun ke tahun di dalam diri manusia.

Cinta itulah yang membuat setiap orang demikian bersemangat menjalani kehidupan. Karena benih cinta itu akan hidup dan mengalir, baik cinta terhadap orangtua, cinta terhadap anak, cinta terhadap pasangan, lebih-lebih cinta terhadap lawan jenis, secara otomatis akan menjadi bagian hidup setiap manusia. Sepertinya rasa cinta ini hampir menguasai seluruh isi kehidupan manusia. Baik di dalam rumah, di sekolahan, di tempat kerja, sampai-sampai di restaurant, di sawah-sawah ataupun di persimpangan-persimpangan jalan.

  • Cinta yang mencandu anak muda

Kekuatan cinta yang sudah menempel dalam diri setiap manusia seringkali menyebabkan lompatan-lompatan batas kewajaran tindakan seseorang. Tidak sedikit angka perkelahian, tindak pemerkosaan dan bunuh diri yang dengan alasan demi sebuah cinta. Biasanya ini terjadi dikalangan anak remaja dan muda mudi. Oleh karena mereka masih belum mampu menterjemahkan dan menerapkan cinta dengan sebenar-benarnya.

Apalagi dengan berkembangnya tekhnologi informatika, adanya smartphone ternyata menyebabkan banyak orang kehilangan konsentrasi dan tanggung jawab. Saat jam pelajaran, saat ibadah, saat pertemuan, mereka bisa tertawa-tawa sendiri sambil memainkan jari jemarinya pada tuts gadjetnya. Ada yang chating, SMSan atau Bban, WAan,  dengan pacar atau temannya masing-masing.

Cinta yang sedang bertumbuh di usia-usia remaja dan pemuda ini sangat menguasai siapa saja, dia tidak pilih-pilih mau tinggal pada siapa, baik laki maupun perempuan, baik orang kota maupun orang desa, orang kaya maupun miskin, terpelajar atau tidak. Namun yang menjadi persoalan adalah bagaimana orang yang sedang dikobarkan oleh rasa cinta itu sendiri. Sebab cinta itu seperti candu yang membuat orang ketagihan. Dia mampu menyeret orang untuk lupa diri.

Sebuah kasus

Pernah terjadi sebuah peristiwa yang memilukan sekaligus memalukan orangtuanya gara-gara demi mempertahankan ‘cinta’ yang keliru. Saat itu seorang perempuan kelas 3 SMU berani meninggalkan rumah dan mengirimkan surat ke gereja yang berisikan bahwa dia mulai hari itu sudah menyatakan diri sebagai pemeluk agama lain dan meninggalkan kekristenannya. Sampai hari ini dia tidak memberi kabar tentang keberadaannya pada keluarganya. Peristiwa ini sangat memukul orangtuanya dan pihak gereja. Mungkin untuk saat itu dia sedang dibutakan dan diseret oleh kekuatan cinta yang keliru sehingga dia memutuskan bertindak demikian.

Ada juga peristiwa lain, yakni seorang remaja laki-laki kelas 2 SMU yang harus terpaksa dikeluarkan dari sekolahnya dikarenakan membawa lari anak perempuan dari sekolah lain karena menerapkan cinta yang keliru. Mungkin masih ada banyak peristiwa-peristiwa lain yang merusak masadepan seseorang akibat cinta yang keliru.

  • Kembalikan cinta pada tempatnya

Apakah cinta itu salah? Apakah cinta itu dosa? Saya pikir tidak ada orang yang akan berani mengatakan kalau cinta itu salah apalagi dosa. Tetapi cinta itu bisa mengakibatkan dosa jika ditempatkan dengan cara yang salah. Jadi cinta itu harus ditempatkan dengan benar. Contoh-contoh diatas sudah mengajarkan pada kita agar kita tidak melakukan kesalahan-kesalahan saat menerapkan cinta. Cinta itu suci, cinta itu kudus. Dia bisa menyatukan perbedaan, dia bisa mendamaikan yang berseteru, dia bisa meluluhkan hati yang keras, bahkan dia bisa melahirkan kehidupan yang baru. Itulah cinta yang di tempatkan pada tempat yang benar.

  • Sumber cinta adalah TUHAN sendiri

Bagaikan air di dalam tandon lalu mengalir melalui kran-kran yang dibuka, begitulah cinta. Dia mengalir saat pintu hati dibuka, namun harus diingat bahwa dia mengalir karena ada sumbernya yang disimpan di dalam tandon hati manusia. Sumber cinta itu adalah TUHAN sendiri, Tuhan telah mengalirkan nafas dan denyut cinta pada setiap ciptaanNya yang serupa dan segambar denganNya. Sehingga FirmanNya berkata; setiap orang yang tidak mengasihi/mencintai, dia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah KASIH atau cinta (1 Yoh 4: 8).

Cinta Allah itu murni, cintaNya tak pilih-pilih, bahkan cintaNya tak dapat diukur oleh kekayaan harta bendawi manusiawi. Terbukti dari pengorbananNya yang luar biasa yang rela dihina, dilecehkan, dipukul, dicambuk bahkan mati di atas kayu salib, semua karena cintaNya kepada manusia termasuk kita. Alkitab menuliskan;

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3: 16).

Saking cintaNya Allah pada kita, DIA tidak ingin manusia mati binasa dan sia-sia. Sehingga DIA mengekspresikan cintaNya sedemikian rupa.

Apa yang dilakukan Tuhan Yesus memang tidak mungkin bisa kita lakukan, namun paling tidak ada teladan yang musti kita ikuti. Nilai-nilai cinta yang dapat kita petik adalah sebagai berikut;

  • CintaNya itu murni dan tulus
  • CintaNya itu penuh pengorbanan
  • CintaNya itu bukan nafsu kedagingan, melainkan cinta ilahi
  • CintaNya tak bernoda dan tak bercacat
  • CintaNya membuat orang berubah lebih baik
  • CintaNya membawa orang menerima anugerah keselamatan

Beberapa point diatas hendaklah ada dalam setiap kehidupan kita, terlebih saat menterjemahkan dan menerapkan cinta itu kepada orang-orang disekitar kita.

Message

            Dunia tidak akan menjadi indah jika tidak ada cinta. Karena cinta sejati selalu membawa kehidupan dan pengaruh besar dalam setiap segi. Siapapun kita, semua membutuhkan cinta. Setelah kita belajar mengerti dan memahami cinta, saya berharap kita tidak salah lagi dalam menerapkan cinta yang sedang bergelora dalam hati kita.

            Jika anak-anak remaja dan pemuda yang sedang dirundung cinta dan asmara, belajarlah dari Tuhan Yesus sebagai sumber cinta itu, ungkapkan dan terapkan cinta itu dengan benar. bukan cinta yang pilih-pilih, bukan cinta berdasarkan nafsu kedagingan, dan bukan cinta yang lupa diri.

“Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mat 22: 37, 39)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun