Mohon tunggu...
david sudarko
david sudarko Mohon Tunggu... -

peminat rohani, sosial, edukasi, moralitas, humaniora, dan segala hal yang bernilai kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rahasia Top Menulis, Sebuah Resensi

13 Februari 2015   19:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:15 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RAHASIA TOP MENULIS

Sebuah Resensi Karya; Much. Choiri

Penerbit PT Elex Media Komputindo 2014

Yah! Iyaaah..

Bener-bener sebuah info yang TOP untuk menemukan harta karun. Sebuah rahasia telah ditemukan. Khususnya rahasia menulis. Bagi para pemula (calon penulis), bahkan yang enggak suka menulispun, pasti akan tergugah untuk menulis. Buku ini bukan cuma mencerahkan, tapi benar-benar membimbing dan menuntun orang yang tidak bisa menjadi bisa. Mirip dengan orangtuaku yang dulu mengajariku agar bisa berjalan saat masih bayi. Dan hasilnya, bukan hanya bisa berjalan saja. Sampai hari ini saya bisa melompat dan berlari.

Penulis sangat bermurah hati untuk berbagi tips kepada para calon penulis. Buku ini begitu enak dibaca, karena bahasanya begitu sederhana dan tidak mbulet - begitu "to the point". Saat saya membacanya, saya sangat menikmatinya dan tidak mau beralih pada bacaan lain. Jika anda membacanya, saya jamin anda akan manggut-manggut sebagai tanda mengiyakan apa yang saya rasakan. Silahkan buktikan sendiri. Maaf loh ya.. Saya bukan penjual jamu di pasar.

Dalam buku Rahasia Top Menulis ini, penulis memaparkan bagaimana seseorang dapat mengembangkan keterampilan menulisnya. Banyak orang berkata, "sebenarnya saya ingin menulis pengalaman saya, ada banyak ide di kepala saya. Tapi saya tidak tahu bagaimana cara memulainya". Ada juga yang berkata "Saya tidak punya waktu untuk menulis". Atau ada juga yang berkata "apa ya yang harus saya tulis?" Terhadap persoalan-persoalan itulah penulis berniat baik untuk menolongnya. Penulis membimbing calon penulis untuk menulis apapun, baik pengalaman pribadi, cerpen, artikel, opini, maupun buku.

Menurut pendapat penulis, seorang calon penulis sangat perlu untuk menegaskan alasan atau tujuan untuk menulis. Sebab dengan mengetahui alasan mengapa ia menulis, seseorang akan termotivasi untuk berlatih menulis dan menghasilkan karya tulis. Soal TUJUAN inilah yang diangkat oleh penulis di bab pertama. Penulis menguraikan bab ini sangat gamblang dan begitu praktis. Penulis menjelaskan tentang alasan menulis harus tegas; baik alasan ideal -- membangun kebudayaan, berbagi pikiran, pengetahuan dan imajinasi -- maupun alasan praktis (profesi utama atau sampingan), menyalakan bakat, meretas jejaring literasi, atau merajut jejak kreatif. Dengan menentukan alasan yang tegas, penulis mengajar para calon penulis untuk memiliki pijakan yang kokoh.

Pada bab kedua, penulis (sesuai maksudnya) berusaha untuk membuka hati kita. Penulis membuka hati kita dengan memberi dorongan bahwa menulis itu mudah, asalkan mau melakoninya. Yang bikin asyik pada bab ini adalah, penulis berbagi ilmu yang berharga dalam menulis apapun. Mulai dari menulis apa yang diketahui, menulis artikel dari nol, menulis pengalaman, atau menulis puisi spontan, dan menulis kisah-kisah inspiratif. Sungguh sangat menolong sekali untuk kita benar-benar bisa menulis nantinya.

Sekarang menuju pada point inti yang dipakai penulis sebagai judul, yaitu Rahasia Top Menulis. Nah apa saja rahasianya? Penulis memetakkan syarat-syarat menulis. Mulai dari;

 mendidik diri. Dimulai dari spirit suka membaca. Apapun bentuk tulisan; Koran, majalah, buku, artikel online, dll. Dengan membaca banyak tulisan, calon penulis akan menguassi banyak ilmu dan informasi. Sehingga akan memperbanyak ide-ide yang diperoleh

 membuat catatan. Seorang calon penulis harus memiliki “buku kecil” dan bolpoint yang selalu dibawa. Lalu membiasakan diri untuk mencatat ide-ide atau inspirasi yang lewat di pikiran, sehingga tidak hilang begitu saja.

 mengobarkan inspirasi. Inspirasi dapat diperoleh dimanapun, darimanapun dan kapanpun. Itulah sebabnya seorang calon penulis harus mengobarkan hatinya untuk mencari dan menuangkan inspirasi.

 menulis sesuai target dan waktu. Seorang calon penulis harus membuat batassan-batasan waktu untuk menyelesaikan tulisannya. Dan secara konsisten disiplin waktu yang telah ditentukannya sendiri.

 cara mengukur kemajuan menulis. Calon penulis juga harus melakukan evaluasi hasil tulisannya, dengan membagikan kepada teman atau “seniornya’ untuk menilai atau mengkritisinya.

 jurus mengatasi kemacetan menulis. Sudah seringkali dialami oleh seorang penulis bahwa di tengah jalan mengalami kemandekan atau kemacetan. Saat seperti itu, penulis memberikan solusinya dengan 10 point.

 Menulis. Teruslah menulis. Apapun itu.

 menerbitkan setiap hari. Ini yang menarik. Penulis merekomendasikan tempat/ wadah bagi calon penulis untuk menerbitkan hasil tulisannya di media online Kompasiana. Di sanalah semua orang diberi ruang untuk mempublikasikan karya tulisnya. Di sana juga banyak kompasioner yang akan menolong kita.

Setelah para calon penulis mampu menjadi seorang penulis, maka langkah dia harus melakukan langkah selanjutnya. Yaitu; penulis harus menjadi katalisator, penulis tak kenal liburan atau pensiun, juga menularkan virus menulis, penulis yang menggerakkan orang lain dan membangun jejaring. Point-point yang diangkat bisa dibaca sesuka pembaca. Bisa dari pinggir atau dari tengah. Namun penulis berharap agar dibaca secara berurutan supaya pembaca menemukan rahasianya secara utuh. Yang pasti apa yang dibagikan oleh penulis dalam buku ini sangatlah menarik. Mungkin karena penulis berlatar belakang sebagai dosen fak. Creative Menulis, tapi juga seorang praktisi dalam dunia tulis menulis. Penulis begitu aktif menerbitkan karya tulisnya di kompasiana, di majalah-majalah dan Koran-koran terkemuka di negeri ini.

Jujur saya akui, setelah saya membaca buku ini, hati dan jiwa ini berkobar-kobar untuk menulis. Maka tepat tanggal 11 Februari lalu saya langsung registrasi di kompasiasa sebagai kompasioner. Dengan alamat www.kompasiasa.com/davidsudarko. Dan segera saya memposting karya tulisan sederhana. Kabar gembiranya, dalam waktu kurang dari 5menit ada 2 kompasioner yang mengomentari, sekaligus mengajak berteman. Rupanya asyik ya bertemu sekumpulan penulis. Saya patut berterimakasih pada pak Much. Choiri, karena beliau telah membagikan info penting tentang lahan bagi calon penulis di Kompasiana ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih pada penulis dan anda yang sudah sudi membaca tulisan saya ini. Jika ada kurang dan salah. Mohmn dimaafkan. Maklum masih pemula.

Semoga bermanfaat..

kediri, 13 februari 2014

Salam ketak-ketik…

David Sudarko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun