Mohon tunggu...
David Safri Anggara
David Safri Anggara Mohon Tunggu... Penulis - Pemuda Desa

Seorang Pemuda Desa yang Menjadi Pembelajar Sawji Greget Sengguh Ora Mingkuh Gunungkidul, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun "Tinta Emas" Peradaban Islam di Era Milenial

17 Desember 2018   18:53 Diperbarui: 17 Desember 2018   19:03 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://kashmirobserver.net

Dari sederetan peristiwa memilukan bangsa ini---Bom Sarinah, Bom Surabaya, Bom Bali, dan lainnya---sudah saatnya dihapuskan. Sejatinya, aksi terorisme dan tindakan kekerasan atas nama agama dipicu oleh pemahaman agama yang keliru. 

Atas kekeliruan pemahaman agama sebagian kelompok ini, jihad dimaknai dengan mengangkat sebilat pedang (mendorong tindakan aksi terorisme), mencegah kemaksiatan dengan cara-cara kekerasan, intimidasi, dan tidak jarang melakukan persekusi kepada kelompok minoritas. 

Dengan demikian, pemaknaan jihad model ini sangat jauh dari ajaran inti Islam yang ramah dan merangkul. Selain itu, pemahaman agama yang keliru membuat sebagian kalangan menyemai makna 'jihad' menjadi alat legitimasi politik.

Ada sebagian kelompok elit memanfaatkan paham agama yang keliru itu menjadi kanal 'politik identitas'. Cara-cara yang 'picik' dan tidak terhormat, agama dijadikan corong politik dengan menebar isu-isu sara. Tak ayal, banyak kita jumpai di media sosial dan mimbar-mimbar dakwah, hasutan kepada pemimpin negeri ini begitu masif terjadi di sana sini. 

Syiar kebencian tercermin dalam setiap untaian tutur 'kata' dan 'makna' dalam setiap mimbar---di dunia maya dan nyata. Aksi yang berjilid-jilid di Jakarta, seakan memperjelas peta politik di negeri ini. Isu penistaan agama dan ulama, diskriminasi ulama, dan sebutan lainnya menjadi alat elit untuk meraup kepercayaan konstituen politik di negeri ini. Maka dari itu, sudah saatnya kita melakukan refleksi dan remaining istilah Jihad yang salah kaprah itu.

 

Tantangan Bagi Generasi Milenial

Pemaknaan Jihad memang sangat luas dan kolektif. Jika salah tumpuan dalam memahaminya akan terjerumus ke dalam kubangan fundamentalisme dan radikalisme agama. Memang, dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa doktrin jihad adalah melawan orang kafir karena kekufurannya. 

Pada gilirannya, jihad dapat dipahami sebagai tindakan transformasi sosial yang sifatnya fardu' kifayah. Namun, pemaknaan jihad yang berkembang saat ini lebih mengarah kepada tindakan teroris dan perang mengangkat senjata dengan alasan membela agama Allah. 

Sementara itu, pendapat Hasan Hanafi berbeda dalam mengartikan jihad dengan pengertian kebanyakan ilmuwan. Di mana hanafi memakna jihad dengan perang hanya dapat dilakukan tatkala diserang oleh segerombolan kelompok non-Muslim, sehingga tindakan jihad ini lebih kepada proteksi diri agar tidak diintimidasi dan dieksploitasi (Fattah, 2016, h. 64-88).  

Dalam kajian sosio-historis, istilah jihad dapat di devirasi pada periode Mekkah yang lebih menekankan pada tindakan berdakwah, dengan berdialog bersama kaum Quraisy, baik dialog ajaran Islam maupun tentang kerukunan antar umat beragama. Sedangkan pada periode Madinah, makna jihad dapat diartikan sebagai bentuk pertahanan diri pemeluk Islam dari kekejaman musuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun