Kesimpulan
Dari perspektif literasi kekuasaan dan politik, hubungan antara Gubernur, Dirut BUMD, dan Komisaris lebih sering dibentuk oleh kedekatan personal daripada oleh meritokrasi atau prestasi profesional. Dalam konteks ini:
1. Sebelum menjadi Gubernur, calon membangun jaringan dukungan politik yang didasari oleh relasi personal dan janji imbalan pasca pemilihan.
2. Saat menjadi Gubernur, penunjukan pejabat BUMD didasarkan pada loyalitas, memastikan bahwa orang-orang terdekatnya dapat menjalankan agenda politik dan ekonominya.
3. Pasca menjabat, mantan Gubernur tetap menjaga pengaruh melalui jaringan personal yang telah dibangun selama masa jabatannya, yang memberinya akses ke peluang bisnis dan ekonomi di masa depan.
Literasi ini mengajarkan bahwa politik sering kali mengandalkan hubungan personal dan jaringan loyalitas, yang bisa berlanjut bahkan setelah kekuasaan formal berakhir. Hubungan berbasis koneksi sosial ini, dalam banyak kasus, mengesampingkan penilaian berdasarkan prestasi atau reputasi profesional, menciptakan dinamika yang lebih sulit dipahami oleh masyarakat umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H