Mohon tunggu...
DAVID NEHEMIA
DAVID NEHEMIA Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi

mari saling berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia adalah Penemu Hal-hal Negatif

17 Oktober 2024   10:21 Diperbarui: 17 Oktober 2024   11:02 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu, kisah Menara Babel (Kejadian 11) mengisahkan bagaimana manusia dengan kesombongannya berusaha membangun menara yang menjulang ke langit, menciptakan kesatuan dalam kesalahan dan kesombongan. Tuhan kemudian mengacaukan bahasa mereka, menyebabkan manusia tersebar dan menciptakan perpecahan. Kisah ini menggambarkan penemuan kebanggaan dan kesombongan yang berujung pada kehancuran.

 6. Kitab Tao Te Ching (Taoisme): Keharmonisan dan Ketidakseimbangan

Dalam Taoisme, penemuan hal-hal negatif oleh manusia sering dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara yin dan yang, serta ketidakmampuan untuk mengikuti jalan alami (Tao). Tao Te Ching 18 berbicara tentang bagaimana, ketika Tao diabaikan, muncul aturan yang berlebihan, kemunafikan, dan kekacauan.

> "Ketika jalan yang benar dilupakan, moralitas dan kewajiban muncul. Ketika kecerdasan dan pengetahuan berkembang, muncul kebohongan yang besar. Ketika ada konflik dalam keluarga, kewajiban anak muncul; ketika negara dalam kekacauan, muncul loyalitas patriotik."

Manusia menemukan aspek negatif ketika mereka tidak selaras dengan alam dan jalan hidup yang alami, menciptakan kekacauan sosial dan pribadi.

 Kesimpulan: Hal-Hal Negatif dalam Pandangan Kitab Suci

Berbagai kitab suci dari agama-agama besar dunia mengajarkan bahwa manusia memiliki potensi untuk menemukan hal-hal yang negatif, baik secara individual maupun kolektif. Penemuan ini sering muncul dari kesombongan, keinginan, ketidaktaatan, dan ketidakseimbangan. Baik itu dalam bentuk dosa, kekerasan, eksploitasi, atau penderitaan, tindakan-tindakan negatif ini memiliki dampak luas, baik terhadap diri manusia itu sendiri maupun terhadap seluruh ciptaan.

Dalam semua tradisi, ada pengakuan bahwa meskipun manusia sering kali menjadi agen yang memperkenalkan kejahatan ke dunia, tindakan ini tidak terlepas dari bagian penting dari sejarah moral manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun