Jadilah Alkitab adalah inti dari epistimologi kristen. Bagi orang kristen, pendidikan (di dalam atau di luar gereja) yang mengabaikan Alkitab, adalah rendah mutunya. Belajar dengan mengabaikan sumbersegala kebenaran adalah kebodohan dan penghujatan.
Â
ANTROPOLOGI PENDIDIKAN GEREJA HARUS BERPUSAT PADA GAMBAR
Setiap pendidik harus merumuskan suatu filsafat tentang hakikat manusia, karena kesimpulan antropologisnya akan mempengaruhi proses mengajarnya. Apabila manusia dianggap sebagai mahluk yang pada dasarnya baik, seperti pendapat banyak penyelidik dalam sejarah, pendekatan untuk mengajar tentang manusia akan sangat berbeda ketimbang jika orang menerima pandangan Alkitab tentang kebodohan sifat manusia. "Pendekatan dari segi gambar" terhadap antropologi kristen didasarkan pada 3 kebenaran Alkitab:
Manusia diciptakan menurut gambar Allah (Kej 1:26).
Ketika dosa memasuki bangsa manusia melalui Adam, gambar Allah dalam diri manusia ternoda (Roma 5:19).
Allah telah menyediakan sebuah cara yakni kematian Kristus di kayu salib, yang melaluiNya manusia dapat diselamatkan dan persekutuan dengan Allah(1 Kor 15:22).
Karenaa tujuan pendidikaan gereja adalah untuk membina orang-orang yang ada di
dalam Kristus, jelas sekali bahwa menarik orang datang kepada Juruselamat harus mendahului proses pembinaan. Orang yang dilahirkan kembali menerima sifat baru, tetapi sifatnya yang dari Adam tidak hilang. Untuk menanggulangi hal itu, pendidikan gereja secara terus menerus bersandar pada Firman Allah sebagai alat pengudusan yang menjalankan proses penyucian di dalam kehidupan orang kristen.
Dalam antropologi kristen, guru dan murid memahami bahwa kasih karunia Allah harus bekerja bukan saja dalam penyelamatan awal, tetapi berlanjut dalam proses pendidikaan dan pembinaan yang melibatkan pendidikan gereja. Semua pemimpin gereja harus terus menerus menyadari bahwa kasih kaarunia Allah aadalah sangat penting jika individu itu ingin melakukan sesuaatu yang patut untuk memperoleh berkat Allah.
Â