Selain itu candi yang berada di Indonesia terutama Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Prambanan juga dikatakan menjadi inspirasi bagi Candi yang berada di Asia Tenggara terutama di Kamboja seperti Candi Bakong, Preah Ko, Angkor Wat dan Bayon, hal ini dibuktikan melalui metode penelitian Tipomorfologi yang berfokus melihat pada segi sosok, peletakan, denah, pahatan, elemen fisik, dan lain -- lain yang berada di masing -- masing candi.
Tetapi pada candi -- candi kamboja juga ditemui beberapa perbedaaan dengan candi -- candi yang berada di Indonesia. Dalam buku ini setidaknya ada dua alasan, yang Pertama, adanya perbedaan material dan teknologi antara Indonesia dan Kamboja.Â
Kedua, adanya pemahaman lain atau local genius dan pemahaman atas kepercayaan Hindu dan Budha. Perbedaan tersebut dapat dilihat seperti bentuk wajah yang Tangible di Candi Bayon, Kamboja dan intangible di Candi Sewu.
![Sumber: Twitter.com/TWCMEDIA dan piqsels.com/komplekscandi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/22/sewu-wajah-5f40f070097f3617b25aa8b4.jpg?t=o&v=555)
![Sumber: Twitter.com/TWCMEDIA dan piqsels.com/komplekscandi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/22/bayon-wajah-5f40f085097f364bb167ac42.jpg?t=o&v=555)
Di India, pada abad 7,8, dan 9, kuil -- kuilnya hanya mempunyai ketinggian sepertiga dari candi -- candi di Indonesia, demikian pula negara -- negara Indochina lainya seperti Vietnam dan Kamboja.Â
Tradisi membangun bangunan tinggi di Indochina baru dimulai 50-100 tahun sesudah Prambanan didirikan, dengan demikian, teknologi konstruksi bangunan tinggi pada abad ke-9 di Nusantara khususnya Jawa adalah bukti bahwa inovasi nenek moyang bangsa Indonesia adalah yang terbaik terkhususnya di wilayah Asia Tenggara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI