Mohon tunggu...
David Hidayat
David Hidayat Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa uin ws

kenalilah dirimu sendiri terlebih dulu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekstrakurikuler Pramuka dalam Membentuk Karakter dari Segi Teori Ekologi

20 April 2021   12:40 Diperbarui: 20 April 2021   13:07 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekstra Kulikuler Pramuka dalam Membentuk Karakter dalam Kacamata Teori Ekologi di era Moderen

FITK UIN WALISONGO SEMARANG, DAVID HIDAYAT (1903016061) PAI 4B

1. Pendahuluan

Anak zaman sekarang sangat rentan dengan pengaruh-pengaruh yang kurang baik, zaman yang berubah tentu juga akan mempengaruhi pikiran manusia yang hidup di zaman tersebut. Tak terkecuali pada anak-anak, zaman yang berkembang juga memberikan banyak dampak positif dan negatif. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mendidik anak agar tidak terbawa dampak negatif dari pergaulan bebas dan tidak terpengaruh dengan kenalakan anak zaman sekarang . Tentunya para orang tua tidak ingin anaknya menjadi pribadi yang tidak baik kelak ketika dia dewasa.

Moral merupakan akhlak ataupun kepribadian manusia. Karakter juga merupakan cerminan diri seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain. Aristoteles (dalam Thomas Lickona : 2013) mendefinisikan karakter yang baik sebagai hidup dengan tingkah laku yang benar, tingkah laku yang benar dalam hal ini berhubungan dengan orang lain dan berhubugan dengan dirinya sendiri.  Disini lingkungan sangat berperan dalam pembentukan moral anak terutama lingkungan sekolah.

Pendidikan karakter sebagai salah satu langkah menyikapi permasalahan dekandesi moral peserta didik. Pentingnya pendidikan karakter dalam kehidupan merupakan hal prinsip yang banyak diperbincangkan. Sejalan dengan misi diutusnya Rasulullah yaitu untuk menyempurnakan akhlak atau budipekerti dan dalam Al-Qur'an surah Al-Qalam ayat 4 Allah berfirman

Terjemah Kemenag 2019

4.  Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Gerakan Pramuka menjadi salah satu pembentuk karakter bangsa dengan Tri Satya dan Dasa Dharma yang menjadi pegangan mereka. Pedoman itu tidak hanya dihafalkan akan tetapi di terapkan dalam keseharian mereka. Banyak sekali nilai-nilai moral yang diajarkan dalam pramuka untuk mendukung kepribadian peserta didik dan pembntuk karakter bangsa diantaranya berjiwa patriot, nasionalisme, cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama, dan cinta kepada alam, mengajarkan gotong royong, disiplin, mandiri, saling menolong, menghargai, kepedulian sosial dan lingkungan. Kegiatan pramuka yang sarat nilai-nilai karakter sangat wajar bila banyak kalangan berharap Gerakan Pramuka mampu mengatasi degradasi moral anak bangsa.

Kegiatan Pramuka di sekolah dalam bentuk ekstrakulikuler atau bahkan intrakulikuler dilaksanakan bertujuan mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dalam program kulukuler berdasarkan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Selain itu kegiatan pramuka juga banyak menanamkan  nilai -nilai karakter terutama karakter kepedulian sosial dan kemandirian. Kepramukaan menggunakan metode outdoor studi anggota diajarkan untuk dekat dengan lingkungan dan peduli kepada orang lain sebagaimana catatan pendiri pramuka, Baden Powel, bahwa menjadi orang baik tidak hanya selalu berdo'a tapi bagaimana berusaha keras untuk berbuat bauk dan peduli pada orang lain.

Teori ekologi merupakan sebuah teori yang menekankan pada pengaruh lingkungan dalam perkembangan setiap individu dimana perkembangan peserta didik merupakan hasil interaksi antara alam sekitar dengan peserta didik tersebut. Dalam konteks ini, interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sekitar dinilai secara signifikan dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangannya. Teori ekologi perkembangan merupakan salah satu teori yang mencoba menguraikan pengembangkan pendidikan karakter anak dengan pendekatan ekologi.

Pendekatan tersebut dilakukan melalui lima subsistem yang relevan dengan Kepramukaan di lingkungan sekolah yakni, 1) mikrosistem, yang mengkaji setting di mana individu hidup, 2) mesosistem, mengkaji interaksi antar faktor-faktor dalam sistem mikro yang meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau beberapa konteks, 3) eksosistem, mengkaji pengalaman- pengalaman dalam setting sosial lain di mana anak tidak memiliki peran yang aktif tetapi berefek pada pengembangan karakternya, 4) makrosistem, kajian tentang peran kebudayaan dalam pendidikan karakter, dan 5) kronosistem, yang meliputi kajian terkait pemolaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris.

Peranan habit dan karakter dalam kepramukaan tidak cukup juka hanya dikaji dari aspek contentnya saja. Diperlukan pendekatan yang lebih untuk menemukan konsep kepramukaan yang sistemik. Dalam konteks ini, teori ekologi perkembangan akan membantu memberikan landasan bagaimana mengkaji perkembangan anak pada lingkungan tempat dia bertumbuh dan menjalani masa kanak-kanak, dengan melakukan pengkondisian setting yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan perkembangannya sehingga akan terbentuk karakter dan habit yang diharapkan.

2. PEMBAHASAN

Di era sekarang karakter generasi muda mulai luntur. Generasi muda saat ini, baik di kota maupun di desa banyak menghabiskan waktunya untuk bermain gadget, game online seperti mobile legend, pubg, free fire dan sejenisnya, sehingga mereka lupa akan nilai-nilai luhur seperti budi pekerti, tata krama, adab, gotong royong dan nilai-nilai luhur lainnya.

Tentunya hal ini merupakan kegagalan dalam pendidikan karakter yang ada di sekolah. Seakan-akan dalam dunia pendidikan karakter di Indonesia menjadi barang yang langka. Padahal pendidikan karakter, nilai luhur dan budi pekerti sudah ada saat bangsa Indonesia itu ada. Banyak sekali berita guru yang di bully murid, tawuran, atau perkelahian antar pelajar.

Dari uraian diatas bisa kita simpulkan bahwa ada krisis yang nyata dan keprihatinan dalam masyarakat kita yang paling berharga, yaitu anak-anak. Lalu apakah pendidikan karakter merupakan hal baru dalam pendidikan di Indonesia ? Jawabannya tentu saja tidak. Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantoro menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya pembentukan budi pekerti (karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Tiga hal tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang generasi bangsa, yang akan meneruskan perjuangan bagi bangsa Indonesia.

Jika kita kaji dan teliti lebih lanjut mengenai apa penyebab dari semua tindakan jahat dan buruk, yaitu berasal dari karakter seseorang yang rusak atau hilang. Kiat pendidikan karakter sangat dibutuhkan saat ini apalagi di masa transisi pandemi covid. Helen G. Douglas (dalam bukunya Muchlas Samani dan Hariyanto, 2013) mengatakan karakter tidak diwaiskan tetapi suatu yang dibagun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi perbuatan. Karakter yang kuat adalah sandanan fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hdup bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan.

Konsep pendidikan di Pramuka memiliki sistem among yaitu yang pramuka dewasa membimbing pramuka muda. Sistem among ini junga memakai sistem amond dari Ki Hajar Dewantara meliputi, ing ngarsa sung tulada (mengandung nilai keteladanan). Ing madya mangun karsa (mengandung nilai kreativitas dan penembangan gagasan), dan tut wuri handayani ( mengandung nilai memantau, melindungi, meawat, menjaga, dan mengembangkan karakter peserta didik). Berikut adalah konsep kepramukaan dalam sisitem Teori ekologi perkembangan Brofembenner.

a. Microsistem

            microsistem merupakan lingkungan yang paling  dekat dengan pribadi peserta didik yaitu meliputi keluarga, guru, individu, teman sebaya, sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan hal-ha lain yang sehari-hari ditemui oleh peserta didik. Dalam makrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial tersebut. Individu tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi individu bahkan ikut aktif membangun setting pada mikrosistem ini. Karakteristik individu dan karakteristik lingkungan akan berkontribusi dalam proses interaktif yang terjadi, sehingga membentuk sebuah karakter dan habit tertentu. Keluarga terutama orangtua dan lingkungan sekolah merupakan agen sosialisasi terdekat dalam kehidupan setiap individu, sehingga keluarga mempunyai pengaruh besar pada pembentukan karakter dan habit seseorang.

Di sini Pramuka dengan kurikulumnya yaitu sku (syarat kecakapan umum) mulai dari sd sampai peguruan tinggi memiliki sku yang berbeda. Dimana sku ini bertujuan agar anggota pramuka memiliki kecakapan dari segi agama, sosial, dan nasionalisme yang sesuai dengan Trisatya dan dasa dharma. Dengan itu diharapkan anggota pramuka memiliki katakter dan ketrampilan yang berdaya saing dan membentuk bangsa yang berkarakter hebat.

b. Mesosistem

mencakup interaksi di antara microsistem dimana masalah yang terjadi dalam sebuah microsistem akan berpengaruh pada kondisi microsistem yang lain. Misalnya hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya, serta hubungan keluarga dengan tetangga. Disini pramuka memiliki ketrampilan kepramukaan yang dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut yaitu, keterampilan  spiritual, keterampilan emosional, dan keterampilan sosial. Dengan bekal tersebut sangan mennjang peserta didik untuk membentuk moral atau karakter yang unggul.

c. Ekosistem

Eksosistem adalah sistem sosial yang lebih besar di mana anak tidak terlibat interaksi secara langsung, akan tetapi dapat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Sebagai contohnya kegiatan perkemahan, jambore, musyawarah, kepanitiaan merupakan kegiatan-kegiatan yang tentunya perpengaruh pada kecakapan anak.

d. Makrosistem

Makrosistem adalah sistem lapisan terluar dari lingkungan anak. Subsistem makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, nilai masyarakat secara umum, dan lain sebagainya, di mana individu berada. Menurut Berk, dalam bukunya Child Development tahun 2000, budaya yang dimaksud dalam subsistem ini adalah pola tingkah laku, kepercayaan, dan semua produk dari sekelompok manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi. Disini pramuka mengusung konsep among dari Ki Hajar Dewantara sehingga membentuk lingkungan dan pola tingkah laku yang sesuai Trisatya dan Dasa dharma.

e. Kronosistem

Kronosistem mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta caranya mempengaruhi perkembangan dan perilaku. Disini terdapat kontrol dari pembina ke peserta didik dan membentuk prilaku dan krakter dengan adanya sku (syarat kecakapan umum) dan skk (syarat kecakapan khusus). Disini merupakan pola pembentukan karakter yang berjangka panjang dan berkelanjutan.

Berdasarkan uraian di atas Kepramukaan sangat kompleks dalam pembentukan lingkungan untuk mendorong pembetukan karakter yang unggul. Perilaku peserta didik akan berkembang ke arah positif. Dalam konteks lembaga kepramukaan sangat rinci mulai dari nasional sampai ke sekolah, dan dasar hukum dan kurikulumnya sangat mendukung untuk pembentukan karakter bangsa. Dengan demikian, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengimplementasikan pancasila, karena perkemahan, latihan rutin merupakan sarana untuk menyediakan lingkungan yang mendukung terhadap perkembangan peserta didik ke arah positif. 

Dengan demikian, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengimplementasikan Trisatya dan Dasa Dharma secara tersistem dan terpola sehingga terinternalisasi menjadi sebuah karakter dan habit adalah dengan menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mampu menstimuli aspek-aspek perkembangan peserta didik usia dini di lingkup satuan pendidikan.

3. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa teori ekologi perkembangan dalam konteks Kepramukaan dan lingkungan. sekolah sebagai salah satu bagian terdekat dalam lingkungan mikrosistem yang menjadi tempat berkembangnya peserta didik, memegang peranan penting dalam mentransfer dan menginternalisasikan pengetahuan, cara berpikir (mindset), sikap (behaviour), dan perilaku (attitude) melalui seperangkat pengetahuan dan nilai-nilai dalam Trisatya dan Dasadharma.

Oleh karena itu pramuka mampu menciptakan lingkungan kegiatan terpadu yang dapat menstimulasi perkembangan anak, seperti lingkungan yang ramah anak, kegiatan edukasi yang menekankan pada pembentukan life skills, pengkondisian gerakan lingkungan positif di sekolah, serta pengkondisian setting real life education dalam mengintegrasikan nilai nilai pancasila pada setiap mata pelajaran melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Pemilihan elemen-elemen dalam lingkungan mikrosistem yang tepat sesuai dengan tumbuh kembang peserta didik tersebut diharapkan dapat menjadikan secara efektif menyentuh ranah teoritis maupun praksis, sehingga dapat memberikan kontribusi pada terbentuknya karakter dan habit positif peserta didik ketika berinteraksi dengan subsistem lingkungan yang lebih besar.

Daftar pustaka

Erliani, Sa'adah. 2016. "Peran Gerakan Pramuka untuk Membentuk Karakter Kepedulian Sosial dan Kemandirian (Studi Kasus di SDIT Ukhwah dan MIS An-Nuriyyah 2 Banjarmasin)" . MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah. Volume 2. Nomor 1. (hal 36-46)

Lickona Thomas. 2013. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik, Terjemahan oleh Lita S. Bandung : Penerbit Nusa Media

Salsabila, Hanifah. 2018. "TEORI EKOLOGI BRONFENBRENNER SEBAGAI SEBUAH PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM". Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam. Vol. 7. No. 1. (hal 139-158)

Samani, Muchlas & Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun