Mohon tunggu...
David Hermawan Putra
David Hermawan Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Anak Baik2 Alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Saudara antara Korea Selatan dan Korea Utara Menurut Pandangan Realisme

17 November 2022   01:38 Diperbarui: 17 November 2022   01:41 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Realisme Dalam Hubungan Internasional

Realisme merupakan salah satu prespektif klasik HI yang muncul setelah terjadinya perang dunia ke satu. Prefektif ini dinilai dapat menjelaskan dan menerangkan konflik -- konflik yang terjadi pada saat itu. 

Prespektif ini mulai dikenal banyak orang karena prespektif ini dinilai oleh masyarakat memiliki nilai dan rasionalisme yang lebih shinkron di bandingkan dengan prespektif liberalisme. 

Adapun ciri -- ciri dari kaum realisme ini yaitu egois ( mau menang sendiri ), Selalu Overthingking dalam menanggapi suatu isu. Terdapat juga asumsi -- asumsi terhadap prespektif ini yang pertama mereka asumsi bahwa pesimistif merupakan sifat dasar manusia, yang kedua terdapat pemujaan terhadap pertahanan nasional yang ditujukan untuk menjaga negara -- negara lain agar tidak terjadi konflik antar negara, yang ketiga mereka berasumsi bahwa segala sesuatu yang terjadi dilingkup internasional memiliki sifat konfliktual dan hanya bisa di selesaikan melalui perang, yang keempat mereka memiliki sifat skeptisme terhadap kemajuan politik internasioal yang setara dengan kemajuan domestik.

Dalam prespektif realisme terdapat sifat anarkis terhadap sistem internasional. Yang di maksud dengan anarkis sendiri yaitu keinginan suatu negara untuk memiliki kekuatan yang lebih mendominasi terhadap negara lain secara bebas untuk mencapai tujuan negara tersebut. 

Maka dari itu dalam presfektif realisme ini negara memiliki sifat kompetitif yang dimana terjadinya persaingan yang tidak sehat dan selalu menganggap untuk menyelesaikan suatu konflik hanya bisa di lakukan dengan perang. 

Dengan adanya sikap kompetitif ini mereka juga mengimplemantisakan nya dalam aktifitas politik dimana menggambarkan dengan persaingan dalam mendapatkan kekuasaan, dalam mempertahankan kekuasaan negara untuk melangsungkan hidup dan mempertahankan rasa nasionalime negara.

Awal Terpecahnya Korea Menjadi Dua

Presfektif realisme ini dapat di lihat dari konflik yang terjadi puluhan tahun yang lalu dimana terdapat perang saudara antara korea selatan dengan korea utara. Konfilk ini dimulai pada tahun 1946 setelah terjadinya perang dunia kedua. 

Konflik ini dapat terjadi karena adanaya pengaruh dari dua negara besar yang pada saat itu mengusasai korea, pada awalnya korea adalah satu negara yang tidak terpisah satu sama lain namun setelah masuknya Uni Soviet dan Amerika Serikat negara korea terpisah manjadi dua yaitu Korea Utara yang pada saat itu di kuasai oleh Uni Soviet dan Korea Selatan yang di kuasai oleh Amerika Serikat. Korea Utara yang di kuasai oleh Uni Soviet saat itu menerapkan corak ideologi Komunis sosialis dan Korea Selatan yang di kuasai Amerika Serikat menerapkan corak ideologi Liberalis demokrasi.

Dengan terpisahnya tanah korea menjadi dua, masing -- masing negara saling berkembang di garis perbatasan 38 derajat garis lintang utara. Pada awalnya pembagian wilayah ini hanya di lakukan sementara namun setelah di lakuakn nya reunifikasi tahun 1950 keadaan kedua negara semakin memburuk dan menimbulkan perpecahan yang semakin terlihat diantara kedua negara. Hal itu dapat dilihat dengan adanya perang ideologi antara kedua negara, dengan semakin memburuknya keadaan kedua negara mengakibatkan adanya genjatan senjata yang terjadi di perbatasan kedua negara tersebut.

Keadaan Korea Selatan Dan Korea Utara Pada Abad 21

Pada saat ini hubungan diplomasi antara kedua negara dapat di katakan mengalamai pasang- surut, Pada akhir juni 2020 keadaan antara kedua negara ini semakin memanas karena korea utara telah meledakan gedung penghubung korea, hal ini dikarenakan korea untara tidak dapat menghentikan aksi pembelot warga korea utara yang melakukan aksi propaganda. Aksi propaganda yang di lakukan oleh warga korea utara ini bertujuan untuk mengkritik rezim kim jong-un yang dinilai terlalu otoriter terhadap warganya. Dengan adanya hal ini mengakibatkan korea utara akan terus membuat korea selatan menderita jika korea selatan tak dapat menghentikan aksi anti korut yang terjadi di negara nya.

Pada saat ini masih terdapat ancaman -- ancaman yang di lontarkan kedua negara yang bertujuan untuk mengubah wilayah perbatasan yang sangat ketat menjadi lebih longgar agar terciptanya perdamaian dia antara kedua negara. Presiden korea selatan mengatakan kerusakan menara perbatasan yang terjadi dapat dijadikan evaluasi untuk membangun ketegangan dan menciptakan perdamaian antar negara. Namun korea utara selalu menggagalkan rencana korean selatan untuk berdamai dan selalu mencari -- cari alasan.

KESIMPULAN

Konflik antara korea selatan dan korea utara ini dapat mencerminkan sikap realis yang dimana abisi negara ubutk mendominasi negara lain dan sikap yang di tunjukan oleh korea utara maupun korea selatan adalah sikap egois dimana negara cenderung untuk mempertahankan dirinya sendiri walaupun harus berkonflik satu sama lain. Dan juga sikap yang di tinjukan oleh kedua negara ini bertujuan untuk mencapai kestabilan negara di tingkat internasional. Menurut saya untuk menyelesaikan konfil ini kedua negara harus menurunkan sikap egois mereka dan mengeyampingkan rasa ingin saling mendominasi agar tidak adanya rasa curiga satu sama lain dan terciptanya perdamain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun