„Bukankah pengepungan ini akan menghancurkan kredibilitas Pemerintah (ORBA) dan kehormatan korps tentara yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa?“
„Bukan kami (mahasiswa) yang tersandera! tapi Bapaklah (militer dan ORBA) yang justru tersandera karena akan dituduh telah melakukan kekerasan pada mahasiswa. Kalau sampai terjadi bentrokan, kami paling-paling luka kena popor senjata, tapi sesudah ini Bapak akan dicopot dan kredibilitas pemerintah akan rusak karena cara-cara yang Bapak pakai !“, jawab Anies.
(Untuk catatan: saat itu beberapa waktu sebelumnya, baru saja terjadi kekerasan di Dili, Timor Timur dan beberapa perwira TNI dicopot dari jabatannya)
Sang Komandan saat itu tertegun mendengar jawaban Anies yang tidak dia duga. Cerdik! Anies langsung menangkap momen ini bahwa posisinya lebih baik dalam negosiasi. Sedetik kemudian, Anies memimpin negosasi dengan memberi saran ke Sang Komandan.
„Tarik saja pasukan Bapak dari Kampus. Saya jamin mahasiswa hanya demo di kampus. Tidak akan turun ke jalan. Ini cuma demo biasa untuk menyatakan asiprasi nurani kami (masak harus dibubarkan?)”
Hanya dalam hitungan detik sang Komandan balik kanan. Tidak lama kemudian, berangsur-angsur kendaraan lapis baja beserta pasukan elit berantena tinggi meninggalkan Bunderan. Helikopter pun derunya sudah tidak terdengar lagi.
Hari itu mendapatkan pelajaran berharga dari Anies muda ; bahwa „akal sehat bisa mengatasi canggihnya peralatan tempur!“
Intelektualitasnya pun diakui di tingkat dunia, masuk dalam daftar 100 Intelektual Publik Dunia. Nama Anies Baswedan tercantum sebagai satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar yang dirilis majalah tersebut pada edisi April 2008. Anies berada pada jajaran nama-nama tokoh dunia antara lain tokoh perdamaian, Noam Chomsky, para penerima penghargaan Nobel, seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen, serta Vaclav Havel, filsuf, negarawan, sastrawan, dan ikon demokrasi dari Ceko. Sementara, World Economic Forum, berpusat di Davos, memilih Anies sebagai salah satu Young Global Leaders (Februari 2009). Kemudian, pada April 2010, Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang akhir April (2010). Dalam edisikhusus yang berjudul “20 Orang 20 Tahun”, Majalah Foresight menampilkan 20 tokoh yang diperkirakan skan menjadi perhatian dunia. Mereka akan berperan dalam perubahan dunia dua dekade mendatang. Nama Anies disematkan bersama 19 tokoh dunia lain seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menlu Inggris David Miliband, anggota Parlemen dan Sekjen Indian National CongressIndia Rahul Gandhi, serta politisi muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS, Paul Ryan.
Sedangkan pada Juni 2010, Institute for International Policy Studies (IIPS) memberikan Nakasone Yasuhiro Awards kepada Anies. Satu bulan kemudian, Royal Islamic Strategic Studies Centre yang bermarkas di Yordania memasukkan Anies ke dalam daftar "500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia".
Hanya dua kata .. Luar biasa!!
sosok muda yang bersahaja penuh dengan prestasi mendunia.. bukan hanya mengandalkan blusukan di kampung-kampung, di jalan-jalan atau di pasar-pasar... bahkan Anies yang dengan gelar doktor tersebut dengan program indonesia mengajarnya blusukan ke daerah terpencil pelosok negeri yang berhadapn dengan penduduk yang tak pernah mengenal huruf dan abjad sekalipun. tak pernah mengenal listrik sekalipun! bahkan wajah presidenpun tak pernah masyarakatnya ketahui karena media informasi yang sangat-sangat terbatas.. Anies blusukan kesitu!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H