3)Â Mahasiswa yang masuk melalui jalur mandiri disyaratkan membayar lebih mahal. Kampus boleh memungut Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tinggi karena mahasiswa jalur mandiri dianggap mampu.Â
Uang Sumbangan pembangunan kampus juga disyaratkan sejumlah tertentu. Dengan cara ini, ada subsidi silang antara mahasiswa jalur mandiri dengan jalur reguler (SBMPTN/SMPTN).Â
Pendanaan kegiatan perkuliahan sebagian ditanggung oleh masyarakat ekonomi mampu. Pada saat bersamaan, mahasiswa yang secara ekonomi tidak mampu tetap diterima di kampus. Gotong royong membiayai pendidikan tinggi. Bukankah ini hal baik?
4) Jalur mandiri juga dilaksanakan dengan seleksi layaknya SBMPTN. Pendaftar tidak otomatis diterima. Tidak semudah itu Vergusoooo. Banyak pendaftar jalur mandiri yang mampu membayar ratusan juta.Â
Namun, jika standar minimum nilai akademik di bawah rata-rata, maka tetap saja kampus tidak menerima. Banyak juga yang gagal.Â
Sebagai contoh, meski mampu menyumbang besar, banyak calon mahasiswa yang gagal masuk UGM, ITB, ITS, UI, meski ikut seleksi jalur mandiri. Jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan ini jalur tanpa tes dan pasti diterima.
5)Â Seleksi jalur mandiri yang dilaksanakan masing-masing PTN dapat mencegah bangku kosong. Jika peserta SBMPTN yang dinyatakan lolos tidak mendaftar ulang, akan ada kuota jumlah mahasiswa yang tidak terpenuhi. Terjadi bangku kosong.Â
Biaya operasional kampus relatif sama saat mengajar 80 orang atau 100 orang. Sehingga akan baik jika bangku kuliah terisi semua. Karena seleksi jalur mandiri diselenggarakan setelah pengumuman SBMPTN, maka bangku kosong ini bisa diisi.
6) Mahasiswa yang masuk jalur mandiri tidak diberi perlakuan khusus. Semua mahasiswa diperlakukan sama.Â
Tidak lantas jika berasal dari penerimaan jalur mandiri mendapat kemudahan nilai atau pengecualian lainnya. Jika mahasiswa tidak mampu bersaing, dia akan tereliminasi jika nilainya tidak memenuhi syarat.
Dengan banyaknya manfaat tersebut diatas, rasanya berlebihan jika jalur mandiri harus dihapus. Jika ada satu temuan rektor melakukan penyimpangan, tidak berarti semua rektor melakukan hal sama. Tidak perlu membakar lumbung padi untuk membunuh tikus disana.