Saat ini tren dunia mulai beralih pada energi bersih dan ramah lingkungan. Banyak negara ramai-ramai mulai meninggalkan penggunaan sumber energi fosil (batubara, minyak, gas) untuk membangkitkan listrik.
Misalnya Australia yang pengekspor batubara terbesar di dunia, malahan mulai menggunakan energi angin dan energi surya sebagai penyokong kebutuhan listriknya.
Perlahan tapi pasti, Australia yang pada tahun 2000an bauran energi terbarukannya masih dibawah 10%, kini sudah mencapai 25%. Malahan ada satu negara bagian, Tasmania, yang listriknya mencapai 95% dari energi terbarukan.
Masyarakat tentu berharap listrik Indonesia pun bisa semaksimal mungkin dibangkitkan dari energi terbarukan. Misalnya dengan teknologi energi surya yang tersedia dan semakin murah harganya.
Apalagi konsumsi listrik per kapita akan naik terus. Misalnya mencapai level Singapura saat ini, kita yang baru mencapai 1/9 konsumsi listrik Singapura akan butuh kapasitas pembangkit listrik sekitar 9 kali kapasitas saat ini.Â
Diharapkan semakin banyak proyek-proyek energi terbarukan seperti proyek PLTS terapung Cirata 145 MW yang bersifat energi bersih. Selain mendapat energi yang dihasilkan tanpa emisi karbon, tentu ini juga membuka semakin banyak lapangan kerja baru.
Dengan cara ini kita pun bisa semakin meningkatkan citra dan peran Indonesia dalam menjaga 'ketertiban iklim’ global, sebagaimana Indonesia janjikan dalam Paris Agreement 2015 lalu untuk mengurangi emisi karbon 29 - 41% dibandingkan dari emisi pada kondisi business as usual.Â
Jaya terus insan dan sektor kelistrikan Indonesia.Â
Semakin handal, tersedia dengan harga terjangkau, dan semakin ramah lingkungan!Â
Selamat Hari Listrik Nasional ke-75!Â
Baca juga:Â Listrik Kami Padam, tapi Kami Tidak Kesal! Kok Bisa?