Dengan perkiraan jumlah total rumah di Indonesia sebanyak 67 juta. Maka masih ada lebih sekitar 670 ribu rumah penduduk yang belum berlistrik. Umumnya ini rumah yang berada pada daerah terluar dan terpencil.
Namun demikian, Pemerintah tetap memberi perhatian dengan membagikan Tabung Listrik atau Lampu Tenaga Surya Hemat Energi, sementara menunggu jaringan listrik terbangun disana.
Konsumsi listrik per kapita
Konsumsi listrik per kapita masyarakat kita masih kecil. Tidak banyak bergerak dari kisaran 1000 kWh per kapita. Realisasi tahun 2019 hanya 1.084 kWh per kapita. Angka ini masih jauh dari rata-rata konsumsi per kapita dunia, yang mencapai 3500 kWh per kapita.
Tentu tidak tepat membandingkan dengan konsumsi listrik negara lain yang memiliki musim dingin, semisal China, Amerika, Australia. Di sana mereka membutuhkan AC pada musim panas, dan pemanas pada musim dingin. Ini apple to orange jika dibandingkan dengan Indonesia.Â
Namun jika dibandingkan dengan negara yang memiliki iklim yang mirip, misalnya Malaysia, Singapura, Thailand, kita masih tertinggal juga ternyata. Ini tentu masih menjadi PR bagi negara kita, bagaimana kita mengejar ketertinggalan dari negara lainnya.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang akan terus membaik, transisi penggunakan kendaraan listrik, penggunaan kompor listrik, dan ditambah masuknya beragam investasi untuk industri di Indonesia, kebutuhan listrik dalam negeri akan terus meningkat.Â
Misalnya anggaplah tahun 2045 nanti, kita sudah menyamai level pembangunan di Singapura, maka konsumsi listrik kita bisa jadi sama dengan konsumsi listrik Singapura saat ini. Artinya kebutuhan listrik per kapita sekitar 9000 kWh per kapita harus disiapkan.Â
Harapan transisi menuju energi bersih
Meskipun kondisi penyediaan tenaga listrik di Indonesia terus membaik, ditandai dengan capaian rasio elektrifikasi yang sudah hampir 100%, masih ada hal lain yang perlu dibenahi.
Energi listrik kita masih didominasi pembangkit fosil (88%). Ini berarti listrik yang kita konsumsi masih menyebabkan emisi karbon pada lingkungan.Â