Agrivoltaics cocok diterapkan pada lahan pertanian dengan tanaman yang toleran terhadap efek bayangan dari panel surya : yaitu tanaman arugula, sayuran Asia, chard, sawi, kale, sawi, peterseli, sorrel, bayam, daun bawang, brokoli, kohlrabi, kubis, kacang tanah, alfalfa, ubi, talas, singkong, dan ubi jalar. Atau tanaman yang hanya butuh sedikit sinar matahari, yaitu mentimun, lobak, labu, kol, dan paprika hijau.Â
Namun konsep Agrivoltaics tidak cocok untuk tanaman yang butuh sinaran matahari yang banyak, misalnya jagung, semangka, tomat, mentimun, labu, kubis, lobak, dan padi. Jika dipaksakan, maka hasil produksinya akan berkurang drastis. Harus ada disain seberapa luas kanopi panel surya nya, untuk menjaga hasil panen tetap optimal.
Beragam skema dapat diterapkan di negara kita, tampak jelas bahwa sangat besar peluang Indonesia memanfaatkan energi surya 'gratis' yang tersedia setiap hari. Ketersediaan lahan dan berbagai skema yang sangat bisa diterapkan. Toh teknologi listrik surya yang bersih tidak lagi mahal harganya.Â
Energi bersih, lingkungan sehat, kita pun sehat. Salam.
Baca juga: Agri-Voltaic | Terobosan "Kawinkan" Pertanian dan Teknologi Energi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H