Maka energi pada siang hari perlu disimpan agar dapat digunakan malam hari atau kapan pun diperlukan. Energi angin hanya diperoleh ketika angin kencang bertiup, dan tidak terjadi sepanjang hari.Â
Pada jam-jam tertentu ini akan besar sekali dihasilkan listrik, namun kebutuhannya tidak banyak. Maka kelebihan energi ini juga dapat disimpan dalam baterai. Â
Untuk mendorong transisi BBM pada transportasi menjadi listrik, diperlukan baterai sebagai pengganti 'tangki bbm' nya. Teknologi baterai sendiri saat ini sangat tergantung dengan Nikel.
# Mengapa Nikel, bukan yang lain?
Baterai membutuhkan Nikel sebagai komponen utamanya. Mengapa Nikel sedemikian penting sebagai material baterai?Â
Dengan memanfaatkan sifat logam Nikel, baterai dimungkinkan dibuat lebih 'murah', ukuran lebih kecil namun kapasitas besar, isi ulang (charging) lebih cepat, sehingga kendaraan listrik mampu menempuh jarak yang lebih jauh diantara pengisian ulangnya. Inilah alasan penting mengapa Nikel sangat dibutuhkan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Lembaga konsultan yang berbasis di London, CRU, menghitung bahwa selama 2019 sekitar 5% permintaan Nikel datang dari pabrik baterai. CRU memperkirakan bahwa permintaan ini akan tumbuh cepat dan mencapai 0,87 juta ton pada akhri 2030, dan mencapai 1,5 juta ton pada 2040 nanti. Kebutuhan Nikel untuk baterai akan mencapai sepertiga dari kebutuhan Nikel dunia.Â
Ada beragam jenis baterai yang menggunakan Nikel sebagai materialnya. Ada nikel metal hydride (NiMH), nickel cadmium (NiCd), nickel-manganese-cobalt (NMC) dan nickel-cobalt-aluminium oxide (NCA). Jenis NMC and NCA merupakan kelompok Lithium-ion batteries (LIBs), yang menjadi masa depan baterai di masa mendatang, utamanya untuk kendaraan listrik.Â
# 25% Cadangan Nikel dunia mengendap di Indonesia
Negara kita merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia sekitar 25% cadangan dunia. Australia berada di urutan kedua setelah Indonesia, yang memiliki 21,5% cadangan nikel dunia. Brazil menyusul dengan cadangan bijih nikel 12,4%. Kemudian Rusia, Kuba, Filipina, dan Afrika Selatan.
Dengan besarnya Nikel yang dipunya tersebut, dunia tidak bisa memandang sebelah mata pada Indonesia. Indonesia menjadi penentu dan pemegang kunci sukses transisi dunia pada energi bersih.Â