Ini menjadi kesulitan tersendiri bagi mereka? Bekerja di mana? Ruang keluarga? Pasti tidak konsentrasi. Di kamar tidur? Tidak akan efektif juga. Belum lagi misalnya sinyal tidak mendukung koneksi internet.Â
Untuk itu rasanya perlu ada semacam audit yang dilakukan oleh bagian personalia pada pegawainya. Harus dipastikan mereka layak bekerja dari rumah karena didukung fasilitas. Bisa jadi pegawai yang tadi kerjanya bagus ternyata selama WFH menjadi turun kualitasnya. Perlu dicari tahu bagaimana suasana kerjanya.
Setidaknya dengan melayangkan kuesioner isian pada pegawainya. Berupa self assessment misalnya dengan kuesioner online. Menyertakan foto tempat bekerja di rumah. Atau paling mudah video call saja dengan pegawai, minta ditunjukkan ruang kerjanya.
Lalu tim personalia melakukan random check ke rumah pegawai. Untuk memvalidasi kuesioner tadi.Â
Jika memang ada yang belum layak, maka perlu diberikan fasilitas tambahan. Atau mungkin mereka ini yang harus working at office.Â
Dan bisa saja mereka lebih pas dijadwalkan working at office saja, mengingat mungkin banyak yang mengganggu konsentrasi karena berada di rumah. Apalagi seorang working mom. Karena ketambahan urusan rumah juga, misalnya mendampingi anak 'online home learning' atau bahkan harus memasak, dan pekerjaan lainnya.Â
Tentu Bagian Personalia pada institusi pemerintah maupun swasta juga punya tanggung jawab membuat pegawainya bekerja dengan nyaman.Â
Tinjau ulang remunerasi pegawai yang Working from Home
Perlu juga meninjau tunjangan atau insentif yang diberikan bagi pegawai. Jika bekerja dari rumah, ada biaya tambahan. Mustinya bisa ditanggung kantor. Misalnya:
- biaya listrik terkait AC, lampu pencahayaan, yang digunakan selama jam kerja.
- biaya kebersihan ruangan kerja.
- biaya telepon dan internet.
- biaya pengadaan peralatan kerja (komputer, furniture, kertas, printer, dll) yang dedicated untuk bekerja dari rumah.
Namun harus adil pula. Jika misalnya bekerja WFH tentu biaya transport juga berkurang. Tentu perlu dihitung yang adil seperti apa. Apalagi jika sekian hari di kantor, sekian hari di rumah.Â
Bisa juga fasilitas di kantor ada yang dibolehkan dibawa ke rumah demi efisiensi. Misalnya komputer. Namun bisa jadi yang terjadi malah inefisiensi. Ini terjadi karena fasilitas di kantor tetap ada, di rumah juga harus disiapkan.Â