Yes, kita akui itu! Namun ketika sudah beroperasi, dia berbeda dengan PLTU atau PLTG atau PLTD. Tidak ada bahan bakar yang digunakan. Tentu tidak ada emisi karbon nya! Sepakat ya.
Bahwa nanti limbah dari PLTS, PLTB, atau PLTA itu akan sama saja dengan PLTU, memerlukan energi untuk proses daur ulangnya.Â
Jadi bisa kita pahami, ada perbedaan signifikan. Dalam operasinya pembangkit energi terbarukan berbeda dengan pembangkit fosil, tidak ada polusi udara disana. Tentunya jika emisi karbon dari kendaraan operator/ pekerja nya tidak dihitung ya.Â
Grafik diatas menggambarkan hasil studi dari world-nuclear.org yang membandingkan bagaimana jejak karbon pembangkit fosil dan renewables dengan metode 'life cycle analysis'. Tidak terbantahkan, pembangkit renewables tetap lebih bersih daripada pembangkit fossil.
Analisis ini membuat saya tetap mantab pada pendirian, tetap saya pro renewables. 'We need to go green!'.Â
Energi terbarukan tidak bisa dihindari akan menjadi masa depan dunia, termasuk Indonesia. Â Sifat bahwa energi fosil suatu saat akan habis cadangannya tidak bisa terbantahkan.Â
Tentunya kita sepakat, tetap harus ada yang menggantikannya. Â Tidak ada pembangkit listrik yang 'suci'. Kalau ada, tolong tunjukkan ke saya. Hehe
Jika batubara habis, minyak habis, gas habis? Â Apakah kita mau hidup kembali ke zaman prasejarah. Hidup tanpa listrik?
Tautan referensi: 1, 2, 3, 4, 5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H