Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

[Filosofi Anak Panah] Mundur demi Melesat Jauh Menggapai Sasaran

22 Mei 2020   21:51 Diperbarui: 7 April 2021   16:40 15109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak panah (Sumber : minews.id)

Saya membaca kisah-kisah orang sukses juga bisa dimaknai dengan anak panah yang kita ulas ini.

Jack Ma:  Siapa yang tidak kenal Jack Ma, miliarder terkaya di China. Semasa hidupnya pun harus berhadapan dengan berbagai masalah. Ma yang terlahir di keluarga miskin, ditolak di setiap sekolah, tempat dia ingin belajar. Bahkan sejak sekolah dasar, dia sudah menerima penolakan karena ujian matematikanya yang tak begitu baik. 

Setelah dewasa, ditolak diberbagai tempat dia melamar pekerjaan. Ia mengalami keterpurukan, titik terbawah dalam hidupnya. Tetapi Ma terus bertahan dan melalui semua dengan tidak putus asa, hingga saat ini dikenal sebagai pengusaha, jajaran orang berpengaruh di dunia.

Ir.Soekarno: Presiden pertama Indonesia ini juga mengalami hal-hal sulit dalam hidupnya. Berulangkali beliau mengalami dipenjarakan, diasingkan oleh penjajah ketika masa pra kemerdekaan. 

Tentu ini menjadi bagian terpuruk dalam hidupnya. Pun itu tidak mampu menghalangi seorang Bung Karno untuk mencapai pucuk tertinggi di Indonesia. Orang nomor 1 pertama di Indonesia kita.

Prof. Dr.Ing BJ Habibie : Seorang Rudi yang jenius dalam bidang penerbangan. Mengalami masa-masa sulit dalam pendidikannya di Jerman. Rudi mengalami keadaan kesulitan keuangan semasa mahasiswa, hampir putus asa, bahkan mendapat 'bullying' dari rekan setanah airnya. 

Sampai ia menuliskan 'Sumpah-Ku' kala terkapar di rumah sakit. ..Terlentang, jatuh, perih, kesal...hancur badan.. tetap berjalan..Jiwa besar dan suci.. membawa kepadamu..padamu Indonesia..makmur dan suci... demikian penggalan dalam syair sumpah sang jenius. Dari bait ini, saya bisa memahami bahwa beliau pun mengalami titik terbawah dalam fase hidupnya. 

Namun karena tetap bertahan, dan mampu melewati, BJ Habibie pun sukses menjadi orang yang dihormati di Jerman. Kembali ke tanah air memenuhi sumpahnya, dan bahkan menjadi Presiden di Republik Indonesia. Sosok yang selalu saya kagumi.

Banyak contoh-contoh tokoh besar lainnya. Tidak terlahir kaya, mengalami masa susah. Namun diakhiri dengan kesuksesan dalam hidupnya. Misalnya pemimpin-pemimpin di Pemerintahan. 

Dari segi pendidikan tinggi yang ditempuh. Kebanyakan para pejabat memiliki gelar pendidikan yang tinggi (magister atau doktor). Misalnya para profesor atau doktor yang menjabat di Pemerintahan entah sebagai Menteri atau pejabat eselon I atau II.

Filosofi hidup berdasarkan anak panah (Photo by mehdi benhamdi from Pexels)
Filosofi hidup berdasarkan anak panah (Photo by mehdi benhamdi from Pexels)
Tentu ada dalam fase hidupnya, mereka harus mundur dari pekerjaannya untuk tugas belajar. Meninggalkan zona nyaman. Duduk dibangku perkuliahan, mengalami masa-masa sulit. 

Jauh dari keluarga, jauh dari sahabat, hidup dengan keuangan pas-pasan di negeri asing. Harus bekerja sambilan untuk mencukupkan biaya hidup. 

Fase-fase ini mungkin merupakan titik dimana mereka 'dimundurkan'. Mereka ditempa untuk membekali diri dengan ilmu dan mental hidup yang lebih kuat. 

Berada sejenak diluar suatu sistem, membuat mereka bisa melihat kelemahan-kelemahan yang tidak tampak sebelumnya. Lalu mereka dilesatkan bagai anak panah. Sehingga saat ini berada dalam titik lompatan tertinggi dalam hidupnya.

Sultan Hamengku Buwono I, Yogyakarta, memaknai memanah sebagai sarana membentuk watak kesatria. Watak tersebut adalah sawiji, greget, sengguh dan ora mingkuh. Sawiji berarti berkonsentrasi, greget berarti semangat, sengguh berarti rasa percaya diri, dan ora mingkuh berarti bertanggung jawab. 

Setiap orang tentu boleh saja memaknai dalam hidupnya masing-masing secara berbeda.  Dalam masa pandemi Covid-19 ini bisa jadi kita merasakan titik terendah dalam hidup ini. Kehilangan pekerjaan, kesulitan keuangan, kehilangan orang yang dikasihi, dan lain sebagainya. 

Pada bulan Ramadhan ini misalnya, hikmah dari 'memundurkan' diri dengan berpuasa menahan haus dan lapar, akan menumbuhkan rasa yang lebih peka pada penderitaan saudara kita yang masih berkekurangan. Umat Muslim 'mundur' sejenak untuk menuju kemenangan di Hari Idul Fitri nanti. 

Saat kita merasakan kemunduran dalam hidup, kita perlu bertahan, tetap percaya Tuhan tidak meninggalkan umatNya. Yakinlah akan datang saatnya manakala kemunduran itu menjadi tenaga yang kuat untuk melesat cepat meraih kesuksesan hidup dunia dan akhirat. Amin....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun