Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

[Filosofi Anak Panah] Mundur demi Melesat Jauh Menggapai Sasaran

22 Mei 2020   21:51 Diperbarui: 7 April 2021   16:40 15109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi anak panah (Sumber : stuffoholics.com)

Panahan menjadi salah satu aktivitas olahraga yang sempat booming beberapa tahun terakhir ini. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga memasukkan panahan sebagai salah satu kegiatannya. 

Acara-acara 'outbond' atau pelatihan teamwork atau pelatihan kepemimpinan, sering juga disisipi dengan acara memanah. 

Meskipun baru 'ngetop' kembali, memanah ini bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Bahkan memanah ini ya bagian dari budaya Nusantara. Banyak suku-suku tradisional di Indonesia yang sejak lama telah menggunakan panah sebagai senjata tradisional dalam budayanya. 

Misalnya Suku Mentawai di Sumatera menggunakan panah tradisonal atau yang dikenal dengan nama Murourou dalam berburu di hutan. Mereka sangat dikenal dengan panah beracunnya. 

Suku Dayak di Kalimantan juga menggunakan panah. Bahkan suku-suku tradisional di Papua juga menggunakan panah sebagai senjatanya dalam perang antara suku. Budaya Jawa juga mengenal panah. Misalnya, Yogyakarta yang sering mengadakan festival budaya memanah, namanya Jamparingan. 

Menggali makna filosofis memanah:

Saya pernah ikut acara yang ada sesi memanahnya. Tidak semudah bagaimana seorang atlet panah melakukannya. Ada teknik-teknik khusus. Mulai dari kuda-kuda. Teknik memegang busur agar stabil. Pastinya semua butuh latihan yang cukup untuk bisa menguasainya. 

Memanah itu ternyata sarat makna filosofis didalamnya. Menarik untuk mengulasnya. 

Ada empat unsur utama dalam memanah: 1) Manusia-nya; 2) Busur panah, 3) Anak panah, dan 4) Target atau sasarannya.

Manusia-nya: Orang yang mampu memanah harus pula menguasai tekniknya dan mampu berkonsentrasi. Ini menjadi hal penting dalam hidup keseharian terutama dalam bekerja atau belajar. Untuk berhasil, kita perlu menguasai caranya dan fokus pada sasaran.

Busur panah: Merupakan media atau pijakan bagi anak panah untuk bisa bergerak mundur dan melesat menancap sasaran. Busur yang kokoh, dipadu dengan tali yang lentur menjadi penting bagi anak panah. Busur panah ini bisa dianalogikan institusi atau lingkungan dimana kita berada. Lingkungan yang tepat akan melesatkan perjalanan karir kita.

Tali busur sendiri harus mampu menahan desakan anak panah sebelum dilesatkan. Kelenturannya menentukan daya jelajah si anak panah. Semakin mundur jauh ke belakang, daya jelajah semakin jauh pula ke depan. Jika punya promotor yang tepat, maka perjalanan karir menjadi lebih cepat pula.

Anak panah: menjadi komponen utama dalam memanah. Dia lah 'gong' dari kegiatan memanah. Ibarat peluru, anak panah lah yang akan menghantam sasarannya. Filosofis yang sangat kuat terkandung pada anak panah ini. Ada fase mundur dan diam, dilanjutkan fase melesat jauh.

Ada anak panah yang disimpan didalam tabungnya, tidak digunakan untuk sementara. Ada anak panah yang sedang digunakan. Keduanya tetap akan menuju sasaran pada waktu yang berbeda. 

Dalam fungsi manajemen ini mencerminkan bagaimana pemimpin memanfaatkan talenta-talenta SDM yang dimiliki. Kapan harus disimpan sementara, kapan harus didorong untuk segera maju.

Sebatang anak panah yang dimundurkan sejauh mungkin semampu tahanan tali busur, akan melesat jauh atau lebih cepat pula menuju pada sasarannya. 

Ini juga menggambarkan kehidupan nyata manusia. Dalam kehidupan ini sering kita mengalami titik terendah, merasa terpuruk. Misalnya, entah karena kehilangan pekerjaan, putus dari pacar, ditipu teman sendiri, mengalami kebuntuan. Lalu semua terasa mengalami kemunduran. Kemudian setelahnya kita masuk pada fase pemulihan. 

Mendapat pekerjaan yang lebih baik, mendapat pasangan yang jauh lebih baik, membuka usaha baru yang berkembang pesat, dan seterusnya. Intinya setelah mengalami kemunduran, ternyata kemudian mengalami lompatan besar dalam kehidupan. 

Jadi bagi kita yang merasa mengalami titik terendah dalam hidup ini, cobalah tetap optimis. Bisa jadi itulah anak panah kehidupan mu. Bukan tidak mungkin itu akan menjadi titik balik untuk kesuksesan di masa depan.

Ilustrasi anak panah (Sumber : minews.id)
Ilustrasi anak panah (Sumber : minews.id)
Target: Tentu meski orang nya ahli, busur ada, anak panah pun ada, semua tidak akan berarti apa-apa kalau sasarannya tidak ada. Begitu pula dalam hidup ini, perlu punya sasaran yang ingin dituju. Apa yang kita inginkan harus dijadikan visi.

Orang yang pintar sekalipun, jika tidak diarahkan, maka akan sia-sia kepintarannya. Orang yang punya modal pun, jika tidak mampu membaca peluang dan menetapkan sadarannya, tidak pula akan berhasil. Malah mungkin ditipu orang lain. Menentukan arah dan tujuan hidup ini sangat penting layaknya memanah.

Kisah orang sukses yang analog bagai anak panah:

Saya membaca kisah-kisah orang sukses juga bisa dimaknai dengan anak panah yang kita ulas ini.

Jack Ma:  Siapa yang tidak kenal Jack Ma, miliarder terkaya di China. Semasa hidupnya pun harus berhadapan dengan berbagai masalah. Ma yang terlahir di keluarga miskin, ditolak di setiap sekolah, tempat dia ingin belajar. Bahkan sejak sekolah dasar, dia sudah menerima penolakan karena ujian matematikanya yang tak begitu baik. 

Setelah dewasa, ditolak diberbagai tempat dia melamar pekerjaan. Ia mengalami keterpurukan, titik terbawah dalam hidupnya. Tetapi Ma terus bertahan dan melalui semua dengan tidak putus asa, hingga saat ini dikenal sebagai pengusaha, jajaran orang berpengaruh di dunia.

Ir.Soekarno: Presiden pertama Indonesia ini juga mengalami hal-hal sulit dalam hidupnya. Berulangkali beliau mengalami dipenjarakan, diasingkan oleh penjajah ketika masa pra kemerdekaan. 

Tentu ini menjadi bagian terpuruk dalam hidupnya. Pun itu tidak mampu menghalangi seorang Bung Karno untuk mencapai pucuk tertinggi di Indonesia. Orang nomor 1 pertama di Indonesia kita.

Prof. Dr.Ing BJ Habibie : Seorang Rudi yang jenius dalam bidang penerbangan. Mengalami masa-masa sulit dalam pendidikannya di Jerman. Rudi mengalami keadaan kesulitan keuangan semasa mahasiswa, hampir putus asa, bahkan mendapat 'bullying' dari rekan setanah airnya. 

Sampai ia menuliskan 'Sumpah-Ku' kala terkapar di rumah sakit. ..Terlentang, jatuh, perih, kesal...hancur badan.. tetap berjalan..Jiwa besar dan suci.. membawa kepadamu..padamu Indonesia..makmur dan suci... demikian penggalan dalam syair sumpah sang jenius. Dari bait ini, saya bisa memahami bahwa beliau pun mengalami titik terbawah dalam fase hidupnya. 

Namun karena tetap bertahan, dan mampu melewati, BJ Habibie pun sukses menjadi orang yang dihormati di Jerman. Kembali ke tanah air memenuhi sumpahnya, dan bahkan menjadi Presiden di Republik Indonesia. Sosok yang selalu saya kagumi.

Banyak contoh-contoh tokoh besar lainnya. Tidak terlahir kaya, mengalami masa susah. Namun diakhiri dengan kesuksesan dalam hidupnya. Misalnya pemimpin-pemimpin di Pemerintahan. 

Dari segi pendidikan tinggi yang ditempuh. Kebanyakan para pejabat memiliki gelar pendidikan yang tinggi (magister atau doktor). Misalnya para profesor atau doktor yang menjabat di Pemerintahan entah sebagai Menteri atau pejabat eselon I atau II.

Filosofi hidup berdasarkan anak panah (Photo by mehdi benhamdi from Pexels)
Filosofi hidup berdasarkan anak panah (Photo by mehdi benhamdi from Pexels)
Tentu ada dalam fase hidupnya, mereka harus mundur dari pekerjaannya untuk tugas belajar. Meninggalkan zona nyaman. Duduk dibangku perkuliahan, mengalami masa-masa sulit. 

Jauh dari keluarga, jauh dari sahabat, hidup dengan keuangan pas-pasan di negeri asing. Harus bekerja sambilan untuk mencukupkan biaya hidup. 

Fase-fase ini mungkin merupakan titik dimana mereka 'dimundurkan'. Mereka ditempa untuk membekali diri dengan ilmu dan mental hidup yang lebih kuat. 

Berada sejenak diluar suatu sistem, membuat mereka bisa melihat kelemahan-kelemahan yang tidak tampak sebelumnya. Lalu mereka dilesatkan bagai anak panah. Sehingga saat ini berada dalam titik lompatan tertinggi dalam hidupnya.

Sultan Hamengku Buwono I, Yogyakarta, memaknai memanah sebagai sarana membentuk watak kesatria. Watak tersebut adalah sawiji, greget, sengguh dan ora mingkuh. Sawiji berarti berkonsentrasi, greget berarti semangat, sengguh berarti rasa percaya diri, dan ora mingkuh berarti bertanggung jawab. 

Setiap orang tentu boleh saja memaknai dalam hidupnya masing-masing secara berbeda.  Dalam masa pandemi Covid-19 ini bisa jadi kita merasakan titik terendah dalam hidup ini. Kehilangan pekerjaan, kesulitan keuangan, kehilangan orang yang dikasihi, dan lain sebagainya. 

Pada bulan Ramadhan ini misalnya, hikmah dari 'memundurkan' diri dengan berpuasa menahan haus dan lapar, akan menumbuhkan rasa yang lebih peka pada penderitaan saudara kita yang masih berkekurangan. Umat Muslim 'mundur' sejenak untuk menuju kemenangan di Hari Idul Fitri nanti. 

Saat kita merasakan kemunduran dalam hidup, kita perlu bertahan, tetap percaya Tuhan tidak meninggalkan umatNya. Yakinlah akan datang saatnya manakala kemunduran itu menjadi tenaga yang kuat untuk melesat cepat meraih kesuksesan hidup dunia dan akhirat. Amin....

Tautan referensi: 1, 2, 3

Catatan: Jika tulisan ini menurut pembaca bermanfaat, boleh di- share atau dibagikan pada para sahabat. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun