Pertimbangan mengapa 'buang ke laut' ini masuk akal juga!
Tentu perlu dilihat juga seberapa memungkinkan untuk dipasang di perairan laut Indonesia. Ada beberapa hal yang cukup menguatkan argumen buang ke laut ini, antara lain:
1. Perairan laut Indonesia cenderung ombaknya rendah. Tidak banyak bergolak 'relatif aman'. Berdasarkan data BMKG maupun riset dari peneliti kelautan, memberi kesimpulan bahwa perairan Indonesia cenderung aman. Tidak seperti Jepang, yang secara rutin didatangi badai topan. Lautnya tidak aman. Angin di laut kita tidak sedahsyat di laut Jepang sana. Itu pula berkorelasi dengan kecilnya potensi energi angin di Indonesia. Sangat sedikit tempat-tempat yang anginnya kuat memutar turbin angin.
Kebanyakan laut Indonesia itu, tinggi ombak rerata kurang dari 2 meter. Memang ada yang musim tertentu mengalami gelombang atau ombak tinggi. Namun pada musim tertentu,betul bahwa ada beberapa perairan yang berbahaya. Ombaknya bisa mencapai lebih dari 2 meter hingga 7 meter.
Untuk wilayah zona perairan yang berhubungan dengan Laut Cina Selatan (Selat Karimata, Laut Natuna) dan Samudera Pasifik (Laut Sulawesi, Laut Maluku dan perairan utara Papua), Laut Jawa, Laut Flores dan selat Makassar puncak tertinggi terjadi pada periode monsun Asia. Sedangkan Laut Banda, Laut Arafuru dan perairan yang berada di Samudera Hindia (Laut Timor, Laut Sawu) puncak tertinggi terjadi pada periode monsun Australia. Demikian tulis Roni dkk dalam jurnalnya. Berarti tidak aman dong di laut? Ya, tidak aman pada laut-laut yang disebut tadi.
Tetapi laut lainnya lebih luas dari zona-zona bahaya ini. Masih banyak lokasi laut yang bisa dipilih. Untuk gambaran kita lihat prediksi BMKG untuk 14 Mei. Untuk main aman, pilihannya pada zona laut berwarna biru dan hijau saja, tinggi gelombangnya maksimal 1,25 m. Sistem PLTS terapung terkini mampu menahan hingga 2 m. Dan kedepannya bisa jadi teknologi nya berkembang pesat, sehingga mampu menahan hingga 5 meter, misalnya.
2. Bisa memilih inland sea atau sheltered sea sebagai lokasi. Perairan laut terlindung bisa menjadi pilihan lokasi terbaik, misalnya dengan melihat peta dari BMKG diatas, bisa dipilih perairan Selat Bangka, perairan Teluk Betung, perairan antara Pulau Sumatera dan Kepulauan Riau, perairan di Teluk Tomini Sulawesi .
3. Aktivitas menangkap ikan. Tentu daerah-daerah yang banyak aktivitas ikannya bisa dihindari, jangan dipilih sebagai lokasi. Kehadiran PTLS terapung tidak boleh mengganggu aktivitas perikanan. Berbahaya juga kalau kapal nelayan menabrak instalasinya. Bahaya bagi nelayan dan bahaya bagi PLTS terapung.