Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kala Bagaskara Tersipu Membelai Tirta (When the Sun meets the Water)

17 April 2020   05:23 Diperbarui: 17 April 2020   18:43 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, dengan menjemur sebanyak-banyaknya hamparan panel sel surya (photovoltaic), lalu tunggu paparan sinar matahari jatuhnya di atasnya, maka bimsalabim, diperolehlah listrik. Ini yang dikenal sebagai teknologi PLTS (solar photovoltaic power plant). Sedemikian sederhana proses produksi listriknya. 

Tidak ada suara bising dari turbin yang berputar, sebagaimana pada PLTU, PLTG, PLTD, PLTA, atau PLT Angin. PLTS ini operasinya senyap, namun nyetrum.

Namun demikian, PLTS membutuhkan lahan yang luas untuk menghamparkan panel surya-nya. Lahan yang dibutuhkan bisa mencapai 10 kali lahan PLTU pada kapasitas yang sama.

Emang punya lahan? Mau dipasang di mana itu PLTS? 

Sebetulnya negara kita itu luas. Daratan yang Indonesia miliki sekitar 1,9 juta kilometer persegi. Meski demikian, ada beberapa yang berpendapat, agar tanahnya digunakan untuk pertanian saja, kita masih kekurangan pangan.

Ada lagi yang mengatakan, lahan daratan untuk perkebunan saja. Kebun kopi, kebun teh, atau bahkan kebun sawit. Lebih menjanjikan, lebih menguntungkan. Pengembang real estate mengatakan, kami masih butuh lahan untuk membangun perumahan. Kebutuhan lahan untuk PLTS menjadi bersinggungan dengan kebutuhan lainnya. 

Betul, bahwa PLTS skala kecil (roof-top)bisa dipasang menumpang pada bangunan. Misalnya dengan memanfaatkan atap maupun dinding bangunan tersebut. Atap stadion, atap perkantoran, dinding gedung-gedung tinggi, atap pabrik, atap rumah menjadi permukaan yang bisa ditempati oleh panel surya.

Namun tentu terbatas kapasitasnya, tidak besar produksi listriknya. Kalau begitu, perlu dicarikan alternatif tempat di mana panel-panel surya dihamparkan, PLTS ini diberikan tempat di mana?

Saatnya Bagaskara membelai Tirta !

Dalam ilmu biologi, dinyatakan bahwa tubuh manusia tersusun dari sangat banyak air, sekitar 70% air. Dalam ilmu geografi pun, mirip halnya, permukaan bumi yang kita huni ini, 70% adalah permukaan air. Entah kebetulan atau tidak, luas perairan Indonesia jika dibandingkan dengan daratannya, sekitar 70% juga.

Kita bisa memanfaatkan permukaan air ini untuk meletakkan panel surya. Mari kita jemur panel surya diatas permukaan air. Bisa saja proporsinya 30% di daratan, 70% di permukaan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun