Membangun Argument Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan ilmu
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu:
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum diberikan perhatian eksplisit oleh penyelenggara negara dari masa Orde Lama hingga era Reformasi. Mereka umumnya hanya membahas keterkaitan antara pengembangan ilmu dan dimensi kemanusiaan. Baru-baru ini, beberapa perguruan tinggi, seperti Universitas Gadjah Mada, mulai memfokuskan perhatian pada Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Namun, upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan ilmu di Indonesia masih terbatas.
2. Argumen tentang Tantangan Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu:
Terdapat beberapa tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu di Indonesia:
a. Kapitalisme yang mendominasi ekonomi dunia, termasuk Indonesia, membuat ruang bagi nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan ilmu menjadi terbatas. Upaya pengembangan sistem ekonomi Pancasila belum berhasil menyaingi sistem ekonomi berorientasi pada pemilik modal besar.
b. Globalisasi melemahkan daya saing Indonesia dalam pengembangan ilmu dan membuatnya lebih sebagai konsumen daripada produsen teknologi.
c. Konsumerisme membuat Indonesia menjadi pasar bagi teknologi asing yang lebih maju, sementara Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu masih dalam tahap wacana dan belum diaplikasikan dalam kebijakan negara.
d. Pragmatisme yang mementingkan keberhasilan, kepuasan, dan hasil, memengaruhi perilaku sebagian besar masyarakat Indonesia dalam pengembangan ilmu.Â
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu untuk Masa Depan
1. Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dikemukakan Prof. Wahyudi Sediawan dalam Simposium dan sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut:
Sila Pertama,Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajarkan bahwa manusia menjalani ujian di dunia, di mana perbuatan untuk kebaikan dan menjauhi kerusakan di bumi adalah tuntutan utama. Menjunjung kode etik ilmiah dan keinsinyuran, seperti keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat, serta berperilaku terhormat, bertanggung jawab, etis, dan taat aturan, adalah manifestasi perbuatan untuk kebaikan, yang juga dianggap sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menuntun ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia untuk memperlakukan manusia sesuai kodratnya sebagai makhluk yang memiliki keinginan, hak-hak, dan peran dalam lingkungan mereka. Ini melibatkan keseimbangan dalam aspek-aspek kodrat manusia yang beragam, seperti jiwa, sosialitas, dan hubungan dengan Tuhan, untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan.
Sila Ketiga, Persatuan Indonesia, mendukung kesinambungan NKRI. Ilmuwan dan ahli teknik perlu memprioritaskan asas Persatuan Indonesia dalam tugas mereka. Kerjasama sinergis antara individu dengan berbagai kelebihan dan kekurangan akan meningkatkan produktivitas lebih dari pada penjumlahan individu. Kerja bersama dengan semangat nasionalisme dapat menghasilkan produktivitas yang optimal.
Sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," menggarisbawahi konsep pemerintahan oleh dan untuk rakyat Indonesia. Semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama terhadap negara, termasuk ilmuwan dan ahli teknik yang harus berkontribusi sesuai kemampuan untuk kemajuan negara. Sila ini juga mengarahkan pada manajemen keputusan yang berlandaskan semangat musyawarah, melibatkan semua pihak dengan sukarela, dan menghasilkan keputusan yang lebih baik.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mendorong ilmuwan dan ahli teknik untuk mengembangkan sistem industri yang memajukan perusahaan sambil memastikan kesejahteraan karyawan. Sebelumnya, fokus pada pertumbuhan ekonomi menyebabkan kurangnya perhatian pada kesejahteraan karyawan dan lingkungan, yang dapat memicu protes yang merugikan perusahaan.Â
2. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Saat ini, perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia kurang didasarkan pada nilai-nilai budaya lokal, sehingga lebih cenderung terpengaruh oleh pandangan Barat.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berfokus pada respons terhadap kebutuhan pasar, yang menyebabkan program-program studi yang diminati di perguruan tinggi Indonesia berhubungan dengan tuntutan industri.
c. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia masih kurang melibatkan partisipasi masyarakat umum, sehingga hanya kelompok elit yang terlibat dalam pengembangan ilmu dan teknologi (berorientasi pada ilmuwan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H