Ketika kita berbicara tentang masa depan Jakarta, kita berbicara tentang masa depan tanah Betawi, tanah leluhur yang telah memberikan kehidupan, budaya, dan warisan yang begitu kaya.
Dalam menghadapi PILKADA 2024, kita harus lebih dari sekadar memilih pemimpin.
Kita harus memilih seseorang yang tidak hanya memiliki visi untuk Jakarta, tetapi juga yang memahami dan menghargai warisan budaya kita, serta mampu membawa Jakarta menuju era baru yang lebih gemilang.
Pramono Anung, dengan pengalamannya yang luas di bidang kenegaraan dan administrasi, adalah sosok yang tidak hanya memahami bagaimana birokrasi bekerja, tetapi juga tahu bagaimana memanfaatkan koneksinya untuk kebaikan Jakarta. Kedekatannya dengan istana dan petinggi-petinggi partai adalah jaminan bahwa suara kita, suara warga Betawi, akan didengar dan diperjuangkan di tingkat tertinggi pemerintahan.
Dengan Pramono Anung, kita memiliki jembatan langsung ke pusat kekuasaan, sebuah kekuatan yang bisa membawa Jakarta, dan tanah Betawi, menuju puncak kejayaan yang baru.
Di sisi lain, Rano Karno adalah figur yang telah menghidupi dan merayakan (Celebrate) budaya Betawi sepanjang hidupnya.
Sebagai seorang seniman dan budayawan, Bang Rano bukan hanya memahami Betawi dari sisi kultural, tetapi juga telah berjuang untuk melestarikan dan mengangkat budaya kita ke panggung nasional.
Pengalamannya dalam pemerintahan, ditambah dengan kecintaannya pada seni budaya Betawi, menjadikannya sosok yang tepat untuk memastikan bahwa budaya kita tetap hidup dan dihormati di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.
Kita, warga Betawi, harus berpikir panjang ke depan.
Masa depan Jakarta adalah masa depan kita.
Dalam sosok Pramono Anung dan Rano Karno, kita memiliki kombinasi kekuatan kenegaraan dan cinta budaya yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.