Bukankah ini tanda bahwa kita, yang seharusnya menjadi pilar utama di tanah leluhur, justru semakin tergeser oleh arus kepentingan luar? Narasi ini tidak dimaksudkan untuk sekadar menyalahkan, tetapi untuk mengingatkan kita semua bahwa perjuangan untuk menjadikan Betawi sebagai tuan di tanahnya sendiri masih jauh dari selesai.
Kita perlu muhasabah---melakukan introspeksi mendalam---untuk memahami di mana kesalahan kita dan bagaimana kita bisa bangkit dari keterpurukan ini.
Jika kita tidak segera bertindak, tidak hanya kita yang akan kehilangan, tetapi seluruh generasi Betawi di masa depan.
Ini adalah momen bagi kita untuk bersatu, belajar dari kegagalan, dan mempersiapkan langkah-langkah nyata agar di masa mendatang, kita tidak hanya menjadi penonton di tanah sendiri, tetapi benar-benar memimpin dan membangun Jakarta dengan nilai-nilai dan warisan yang kita junjung tinggi.
Menentukan siapa yang terbaik di antara para calon gubernur dan wakil gubernur di PILKADA Jakarta 2024 tentunya bergantung pada perspektif dan prioritas pemilih.
Ajak mamat maen layang-layang,
Maen layang-layang ke kota tua,
Tak kenal mangke tak sayang,
Tak sayang mangkenye tak cinta!
Berikut adalah analisis beberapa pasangan calon yang menonjol, beserta alasan mengapa mereka mungkin menjadi pilihan terbaik untuk para pemilih: