Secara statistik, Betawi mencakup sekitar 30% dari populasi Jakarta, dengan lebih dari 2,5 juta jiwa.
Potensi ini memberikan basis suara yang sangat signifikan, terlebih dengan keputusan MK yang memungkinkan lebih dari satu pasangan calon di setiap daerah pemilihan.
Hal ini membuka jalan bagi tokoh-tokoh Betawi untuk maju tanpa harus menghadapi dominasi politik dari partai-partai besar yang selama ini lebih mengutamakan kandidat dari luar.
Simulasi Peluang Calon Betawi Mari kita lihat simulasi peluang Betawi dalam Pilkada Jakarta 2024.
Jika seorang calon dari Betawi seperti Bang Haji Hasbi, Bang Haji Oding, Kyai Lutfi imam besar FBR, Bang Haji Mohammad Ihsan, Bang Biem, Bang Dai, mereka tidak hanya akan memperoleh dukungan dari komunitas Betawi, tetapi juga dari kelompok masyarakat lain yang merindukan kepemimpinan yang dekat dengan budaya lokal.
Dengan populasi pemilih Betawi yang besar, seorang calon Betawi bisa mendapatkan sekitar 1,2 juta suara, lebih dari cukup untuk masuk ke putaran kedua, apalagi jika koalisi dengan partai-partai lokal dan relawan komunitas dilakukan secara efektif.
Perbandingan dengan Calon Gubernur Non-Betawi Calon-calon non-Betawi, seperti Anies Baswedan yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur, atau Ridwan Kamil yang namanya disebut-sebut sebagai calon kuat, memiliki keunggulan dalam hal popularitas dan dukungan dari partai-partai besar.
Namun, mereka menghadapi tantangan untuk mendapatkan dukungan dari komunitas lokal Betawi yang semakin sadar akan pentingnya representasi dalam pemerintahan daerah.