Investigasi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengidentifikasi bahwa serangan ini dimulai dengan kompromi terhadap infrastruktur PDN. Hacker meminta tebusan sebesar 8 juta dollar AS, setara dengan Rp 131 miliar, untuk mengembalikan akses data.
Serangan ini juga mempengaruhi fungsionalitas virtual machine dan backup data di PDN. Kendala teknis semakin menyulitkan proses pemulihan sistem yang terdampak.
Gangguan Operasional dan Dampak Layanan Publik
Gangguan pada PDN mengakibatkan tidak berfungsinya berbagai layanan publik. Direktorat Jenderal Imigrasi mengalami disfungsi total, yang menghentikan proses pembuatan dan perpanjangan paspor. Selain itu, serangan ini memperparah masalah teknis pada layanan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), memaksa pemerintah daerah untuk memperpanjang waktu pendaftaran.
Server yang terinfeksi di PDN menyebabkan instansi pusat seperti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta pemerintah daerah mengalami hambatan operasional. Layanan publik yang terhubung ke infrastruktur PDN kehilangan akses penting, menambah beban teknis pada tim IT yang berusaha memulihkan kondisi.
Analisis Awal dan Klaim dari Penyerang
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengidentifikasi pola serangan sebagai ransomware jenis terbaru bernama Brain Cipher. Penyerang memanfaatkan kerentanan teknis di pusat data (server) untuk melancarkan serangan siber ini. Pernyataan dari BSSN menegaskan bahwa upaya forensik digital terus dilakukan untuk mengisolasi penyebab dan mencegah serangan lanjutan.
Penyerang mengklaim melalui dark web bahwa mereka memiliki kontrol penuh atas data PDN. Mereka menuntut pembayaran tebusan untuk membuka kunci data, membuat situasi semakin genting.
Analisis dari ahli IT menilai bahwa serangan ini sangat berbahaya, karena mengakibatkan kerusakan serius pada server di pusat data nasional. Kendala dalam menyusun sambungan antara sistem yang terpengaruh memperlambat proses mitigasi dan pemulihan.
Keterkaitan dengan Pemblokiran Situs Judi Online
Serangan ransomware di Pusat Data Nasional (PDN) menyusul usaha pemerintah untuk memberantas situs judi online memunculkan beberapa spekulasi tentang adanya hubungan antara kedua peristiwa tersebut. Kebijakan pemblokiran situs judi online yang agresif dan teknik hacker mengisi situs pemerintah dengan konten judi online menjadi fokus perhatian.