Jakarta, sebagai ibu kota Pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia, telah lama menjadi pusat dinamika dan percampuran budaya yang kaya.
Namun, di balik gemerlap perayaan ulang tahun kota ini, masyarakat inti Jakarta, khususnya Betawi, sering kali merasa partisipasi mereka terbatas.
Terlebih lagi, dengan disahkannya Undang-Undang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (UU DKJ) yang baru, banyak pertanyaan yang muncul tentang bagaimana nasib kebudayaan Betawi di masa depan.
Sejarah mencatat bahwa Betawi merupakan suku asli yang membentuk identitas Jakarta.
Namun, modernisasi dan urbanisasi yang pesat telah membuat masyarakat Betawi sering kali terpinggirkan dalam pembangunan kota. Ulang tahun Jakarta, yang seharusnya menjadi momentum bagi seluruh lapisan masyarakat untuk merayakan keberagaman dan kebersamaan, kerap kali tidak sepenuhnya melibatkan masyarakat Betawi.
Keterbatasan ini bukan hanya dari segi kuantitas partisipasi, tetapi juga dalam representasi budaya yang otentik dan murni.
Dengan disahkannya UU DKJ, harapan akan penguatan peran masyarakat Betawi dalam pembangunan dan pelestarian budaya muncul.
Namun, kekhawatiran tetap ada. Sejauh mana undang-undang ini dapat benar-benar mengakomodasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat Betawi? Bagaimana mekanisme pengawasan dan implementasinya? dengan pemikiran seorang ahli tata negara dan layaknya seorang wartawan investigasi, kami melihat bahwa UU DKJ membuka peluang besar bagi masyarakat Betawi untuk lebih aktif dalam menentukan arah perkembangan budaya di Jakarta.
Namun, peluang ini harus diiringi dengan kesadaran kritis dan strategi yang matang.
Mari kita merenung sejenak, menggugah Sejarah: Analisa dari almarhum Babe Ridwan Saidi, Mendiang Babe Ridwan Saidi, seorang tokoh Betawi yang dihormati, datuk dan guru besar kami, pernah menyatakan bahwa ada tanda tanya besar mengenai tanggal eksak lahirnya kota Jakarta dan asal-usul Betawi yang biasa kita dengar. Menurut beliau, banyak aspek sejarah Jakarta yang masih perlu digali dan dipahami secara mendalam.
Pernyataan ini sangat relevan dalam konteks penguatan kedaulatan budaya masyarakat inti Jakarta.
Mengapa? Karena memahami asal-usul dan sejarah yang akurat adalah fondasi untuk membangun identitas yang kuat.
Penelitian dan kajian mendalam tentang sejarah Betawi dan Jakarta perlu dilakukan untuk mengukuhkan klaim budaya dan kedaulatan masyarakat Betawi dalam konteks modern.
Strategi Masyarakat Betawi untuk Memperkuat Partisipasi
1. Konsolidasi dan Edukasi: Masyarakat Betawi perlu melakukan konsolidasi internal untuk memperkuat posisi bersama, bareng-bareng. Edukasi mengenai hak dan peluang yang diberikan oleh UU DKJ harus ditingkatkan agar masyarakat Betawi dapat memanfaatkannya dengan optimal.
2. Kolaborasi dengan Pemerintah: Kerjasama dengan pemerintah daerah menjadi kunci.
Masyarakat Betawi harus proaktif dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan pemerintah untuk memastikan bahwa program-program pembangunan dan pelestarian budaya benar-benar inklusif.
3. Pemanfaatan Teknologi dan Media: Menggunakan teknologi dan media sosial untuk memperkenalkan dan mempromosikan budaya Betawi. Ini akan membantu memperluas jangkauan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat yang lebih luas.
4. Pemberdayaan Ekonomi Kreatif: Masyarakat Betawi dapat mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya, seperti kuliner, seni pertunjukan, dan kerajinan tangan. Ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Maka dari itu kita semua perlu, untuk Mengukuhkan Kedaulatan Budaya Betawi, Keharusan akan Partisipasi masyarakat Betawi dalam perayaan ulang tahun Jakarta dan pembangunan kota secara keseluruhan harus lebih diperkuat.
UU DKJ membuka peluang yang signifikan, tetapi tanpa kesadaran dan strategi yang tepat, peluang ini bisa saja terlewatkan. Masyarakat Betawi harus bangkit dan menggugah jiwa mereka untuk lebih aktif dan kritis dalam memperjuangkan hak mereka. Hanya dengan demikian, Jakarta sebagai kota yang inklusif dan beragam benar-benar dapat terwujud. Mari kita jadikan ulang tahun Jakarta sebagai momentum kebangkitan Betawi, sebagai penjaga asli budaya dan identitas kota ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H