Hari ini, Semen Indonesia dan para pelaku industri semen pasti sedang harap-harap cemas menanti keputusan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terkait pembangunan pabrik dan tambang semen di Rembang, Jawa Timur.
Sudah hampir satu tahun polemik pembangunan pabrik dan tambang semen di Rembang ini menjadi isu sexy nan panas. Dan memang semen adalah komoditi yang amat berharga di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Apalagi Indonesia lagi gencar-gencarnya membangun infrastruktur, dan warga Indonesia yang 240 juta orang semuanya butuh rumah, yang pastinya butuh semen.
SEKILAS DUNIA PER-SEMEN-AN DI INDONESIA
Kebutuhan semen di Indonesia diprediksi bisa mencapai 120 juta ton semen per tahun di tahun 2017. Proyeksi ini memang menarik bagi pelaku bisnis. Semuanya perusahaan, BUMN, Swasta Nasional dan Swasta Asing, berbondong-bondong ke Indonesia mencari peruntungan di dunia per-semen-an Indonesia. http://www.jurnas.com/artikel/14574/Seberapa-Besar-Kebutuhan-Semen-di-Indonesia/
Sayangnya meskipun Indonesia kita ini kaya akan bahan dasar utama semen, batu kapur dan tanah liat, perusahaan, BUMN kita tidak menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Fakta ini ditunjukan oleh proporsi penguasaan pasar semen di Indonesia yang 66%-nya dikuasai oleh perusahaan swasta dan swasta asing. Sedangkan BUMN nasional kita hanya kebagian 34% pangsa pasar saja. http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/902555-produksi-semen-ri-banyak-dikuasai-asing
Ironis memang, ketika pemerintah sedang memperkuat infrastruktur dalam negeri dan semen, sebagai bahan utama konstruksi kehadirannya sangat diharapkan, tapi BUMN-nya sekarang malah 'digebukin'. Dikepung perusahaan semen asing, termasuk swasta nasional yang saham mayoritasnya dimiliki asing.
http://telusur.metrotvnews.com/news-telusur/9K57v8Bb-mengendus-aroma-persaingan-di-rembang
Disayangkan langkah Semen Indonesia untuk ekspansi pasar melalui penambahan kapasitas produksi lewat pembangunan pabrik semen dan tambang baru sudah digagalkan sekali di Pati, yang sekarang ajaibnya di Pati tetap beroperasi pabrik dan tambang semen dibawah penguasaan PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. (INTP) yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh investor asal Jerman.
Ok pembahasan soal ajaibnya kasus di Pati ini kita simpan buat nanti ya... Saya ingin mencermati apa kira-kira yang bisa menjadi keputusan KLHS dan dampaknya bagi BUMN semen negeri kita dan bagi warga Rembang.
MENURUT ANALISIS SAYA…
Paling tidak ada tiga.. ya tiga skenario hasil KLHS tekait polemik semen Rembang.