angkuh menatap langit
Ia duduk,Berceloteh tentang keelokan dirinya
Ia bangga, bertingkah pongah
Menindas manusia lain dengan narasi
Ia kejam, dengan semangat sastranya
Merasa sudah sempurna lewat syair-syairnya
Ia angkuh, dengan Bahasa yang terbantahkan
Seakan ia perwakilan Tuhan yang menghakimi
Sadarkah Ia, dengan ketidak sadarannya
Membunuh dirnya sendiri dalam jurang kebinasaan
Merenggut kehormatan dirinya yang seharusnya suci
Menghardik jiwannya dalam penjara moralitas
Ia tidak seperti matahari, tapi lebih pada polusi
Mengotori setiap jiwa yang ingin terbang bersama narasi
Ia tidak seperti udara yang menyejukan
Melamun dalam senja yang mengutuk dirinya
Gorontalo, 6 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H