Mohon tunggu...
David Fakhri Ardana
David Fakhri Ardana Mohon Tunggu... Tentara - Pelajar

Belajarlah dari segala hal

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Kala Ada dan Tiada

22 Februari 2021   07:39 Diperbarui: 22 Februari 2021   07:42 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah sampai rumah ganti baju dan makan aku mempersiapkan untuk MPLS hari ke 2 yang dimana aku harus mempersiapkan banyak hal salah satunya dengan menebak nebak makanan contohnya (susu setan= susu satuset) dan banyak hal lainnya ya walaupun tidak susah untuk menebaknya tapi ya untuk aku dengan umur masih 12 tahun ya cukup sulit apalagi pada waktu itu gadget belum seterkenal saat ini, dan juga kita harus membuat papan nama yang isinya nama kita dan asal sekolah, oh iya pembuatan ini kulakukan dengan Anton dia membantu ku untuk membuat papap nama itu karena tuilsan aku yang kurang sehingga dia membantuku.

Hari ke 2 MPLS kami berangkat pagi karena pukul 06.45 kami sudah harus disekolah sehingga kami pukul 06.00  harus sudah berangkat dari rumah,karena kami takut terjebak macet karena kami tau itu masih hari selasa dan orang orang pada pergi kerja dan sekolah, dan benar saja barus saja kita naik angkutan kota langsung pulhan kendaraan ada di depan kita yang sedang menunggu kemacetan, dan kami sudah mulai cemas taku tidak terburu untuk bisa masuk kelas pada waktu yang pas, tapi untungnya kita tidak terlambat untuk masuk sekolah dan kami bisa mengikuti peraturan dengan tidak terlambat masuk sekolah, masuk ke halaman sekolah kami langsung disuruh masuk ke kelas masing masing yang dimana ternyata sudah banyak temanku yang sudah ada di dalam kelas salah satunya Teguh teman sebangku ku.

Aku langsung duduk dan menghampiri Teguh ya untuk sekedar berbincang supaya kami lebih dekat, tak lama kakak pendampingku datang ke kelas dan seketika ruangan yang berisik dan sangat gaduh tadi langsung hening tanpa suara, oh iya perkenalkan kakak pendamping gugus ku kebetulan ke 2 kakak pendamping gugus ku Perempuan mereka bernama zulfs dan salsabila.

Mereka masuk ternyata hanya untuk melihat kelengkapan yang mereka sudah suruh kepada kami kemarin, kebetulan gugus kami semua orang membawa perlengkapan yang sudah disuruh oleh kakak kelas kemarin, dan mereka setelah mengecek perlengkapan yang harus dibawa mereka lantas pergi meninggalkan kelas di karenakan waktu masih menunjukan pukul 06.35 yang masih ada waktu 10 menit untuk kita bisa istirahat bahkan sarapan.

Bel berbunyi menandakan MPLS hari ke 2 dimulai, kakak pembimbing kami masuk keruangan, tak lama disitu kami kembali hening namun kakak pembimbing mencairkan suasana dengan bermain,namun merekapun memberikan arahan bagaimana jika nanti ada guru masuk ke kelas untuk memberikan materi tentang Wiyatamandala, kami mendengarkan dengan khitmat. Tidak lama datang guru perempuan yang bernama Ibu Iis dia baik asik dan nampaknya bukan guru killer, kami diberitahu tentang Sekolah yang kami nanti akan pakai, selesai guru memberikan materi kami disuruh istirahat namun sebelum istirahat kami di suruh mengeluarkan makanan yang sudah di suruh dibawa, yaitu nasi jelek = nasi goreng, dan di cek satu persatu kelengkapan  yang kami bawa.

Bel istirahat berbunyi kami langsung makan dikarenakan kami semua di kelas sudah pada lapar, 30 menit kami beristirahat bel masuk kembali berbunyi untuk melanjutkan pemberian materi oleh Pak guru Sholeh, beliau menjelaskan tentang Peraturan peraturan di sekolah, tidak terasa bel berbunyi menandakan pulang kami sebelum pulang kembali nulis nuis yang harus kami bawa.

Seperti biasa saya menunggu Anton di dekat gerbang dan tak lama kemudian Anton datang, kami bergegas pulang dan seperti biasa kami naik angkutan kota. Sesampainya ku dirumah aku aku langsung ganti pakaian dan langsung bergegas pergi ke rumah Anton untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
"toonnnnnn" panggilku
" oh yo masuk masuk yo sini"
"siap ton"

Masuk lah aku kerumah Anton, oh iya aku kerumah Anton untuk membuat kado dan juga kartu ucapan kepada kakak kelas.
"yo mau kasih kado apa?"
"masih bingung ton, kalau kamu ?"
"apa ya ,kita kasih alat tulis saja gimana?"
"oh iya bagus juga ya simple tapi bagus"
"yaudah kita beli dulu saja"
"hayu ton kita beli dulu"
Setelah pembelian kita membuat kado yang kami bungkung dengan bungkus kado ya walaupun hanya alat tulis hehe.
Kami berdua saling membantu untuk membungkus kado dan menghiasnya dan aku merasa bangga dan merasa terbantu oleh Anton yang sedari dulu selalu membantuku. Selesai kita membuat kado kita membuat kartu ucapan namun kita hanya menghiasnya saja untuk menulisnya kita dilakukan di rumah masing masing.
Hari ke 3 MPLS dan menjadi hari terakhir MPLS , kita seperti biasa berangkat pagi dan juga kami membawa peralatan yang sudah di tentukan, hingga pada akhir acara MPLS kita mengumpulkan hadiah dan kartu ucapan kepada kakak kelas sambil bersalaman dan berterima kasih kepada kakak OSIS terutama kakak pembimbing kami yang sudah baik kepada kami, tidak terasa MPLS sudah selesai waktunya aku menghadapi sekolah yang sesungguhnya di sekolah yang sudah sangat ku impikan sejak dulu.
Hari pertama belajar kami hanya melakukan pengenalan dan bimbingan oleh wali kelas, senang rasanya bisa bersekolah disini, hari hari ku lewati dengan penuh semangat sampai pada akhirnya aku harus melewati tugas sekolah yang menumpuk karena setiap harinya semua mata pelajaran ada tugas ataupun PR ( pekerjaan rumah) dan aku sering dibantu Anton dan sebaliknya walaupun Anton yang lebih sering memberitahuku disbanding aku ya karena dari dulu Anton lah yang membuatku semnagat belajar dan semangat untuk bisa melewatinya yang membuat aku bisa bersekolah disisni salah satunya semangat yang Anton berikan.
Hampir 3 tahun aku bersekolah disana dan sebentar lagi aku harus meninggalkan sekolah itu untuk bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yang dimana aku masih bingung akan kemana apa kah aku melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas atau menengah kejuruan, aku sering melakukan perdebatan dengan orang tua mengenai masalah aku akan melanjutkan kesekolah yang mana.
Hingga pada akhirnya hari kelulusan tiba dan aku menanyakan kepada Anton dia akan melanjutkan kemana dan Anton katanya akan melanjutkan kesekolah menengah kejuruan yang dimana  aku sendiri akan melanjutkan ke sekolah menengah atas, yang artinya kita berpisan dan berebda sekolah setelah hampir 9 tahun sekolah bersama, cukup sedih tapi mau bagaimana lagi kita memiliki jalan dan tujuan masing masing kita harus rela berpisah demi cita cita yang akan dihadapi.
" ton kamu mau lanut kemana?"
"aku kayaknya akan melanjutkan ke sekolah kejuruan deh yo"
"oh namoakanya sekarang kita akan berpisah dan berbeda sekolah"
"oh kamu mau ke sekolah menengah atas?"
"ya ton"
"gapapa sekarang kkita berpisah pun demi tujuan dan cita cita kita masing masing kita tidak bisa terus bersama sama selamanya ada fase dimana kita harus bisa merelakan sesuatu yang harus kita relakan contohnya sekarang"
"ya baiklah kalau begitu"
"ya yo tetap semangat ya lanjutkan terus cita citamu jangan pantang menyerah"
" ya siap ton kamu juga ya tetaap semangat untuk menggapai cita cita"
"oh iya yo kamu setelah lulus SMA nanti mau kemana?"
"oh itu aku kayaknya akan menjadi seorang tentara"
"oh bagus itu tapi ko kayaknya?"
"aku juga masih ragu akan kemana"
"jangan seperti ituaku yakin ko kamu bisa menggapai menjadi seorang tentara"
"hehe siap"
Setelah lama berbincang bincang kita pulang ke rumah masing masing.
Pada suatu hari setelah kelulusan aku mendengar kabar bahwa keluarga Anton akan pindah keluar kota karena pekerjaan ayahnya yang mengharuskan mereka pindah, setelah aku dan Anton berbeda sekolah sekarang pun kita berbeda daerah, cukup sedih aku kehilanagan sahabat terbaikku tapi apa mau dikata aku harus bisa merelakan semua itu.
Hari pengumuman diterima masuk ke sekolah sekolah SMA dan SMK di umumkan siapa saja yang keterima di sekolah tersebut, ternyata namaku dipanggil untuk mememnuhi berkas berkas dan daftar ulang pada minggu depan karena aku diterima sekolah yang aku inginkan, cukup senang rasanya ketika namaku di panggil untuk melanjutkan sekolah disana, setelah pulang sekolah ketika aku mau menanyakan perihal keterima atau tidaknya Antpn di sekolah baunya, eh ternyata Anton sudah memberitahuku dan sekaligus menanyakan kepadaku bagaimana untuk dirirku.
"assalamualaikum yo alamdulilah aku di terima di SMK yang aku inginkan , kamu bagaimana yo apakah diterima? Pastinya iya dong"
"waalaikumsalam alhamdulilah aku ikut senang mendengar hal it, oh ita aku juga kterima di sekolah SMA yang aku inginkan"
"sukur deh kalau kita semua bisa melanjutkan kesekolah yang kita inginkan"
Hari hari kujalani bersekolah tanpa Anton yang selama 9 tahun kita selalu bersama sama pergi sekolah bersama kadang mengerjakan PR bersama sama, hal yang dulu sangat hangat dan ceria itu sekarang berbeda ketika teman terbaikku pergi kesekolah yang berbeda demi mewujudkan cita cita.
3 tahun bersekolah tidak terasa hari kelulusan sudah tiba dimana kita dihadpakan untuk bisa melanjutkan hidup kedunia yang lebih nyata, aku menanyakan kepada Anton bagimana dia sehat dan mau melanjutkan kemana?.lagi dan lagi Anton duuan yang menanyakan hal itu, aku sangat bangga punya teman seperti Anton dia selalu paham dengan kodisiku dan mengerti tentang aku.
Ketika sudah lulus aku mencoba untuk mendaftar tentara dan ternyata aku gagal, dan aku seperti ingin menyerah dan setelah kegagalan itu ternyata aku diberi kabar oleh ibunya Anton bahwasanyanya Anton kecelakaan dan sedang dirawat di rumah sakit seketika itu aku kaget setelah aku gagal menjadi seorang tentara sekarang aku mendengar kabar Anton kecelakaan, karena daerah tempat tinggal Anton yang tidak terlalu jauh yang masih bisa di tempuh oleh mobil makanya kita sekeluarga memutuskan untuk menengok Anton sekaligus bersilaturahmi setelah 3 tahun tidak bersilahturahmi.
Ternyata Anton baik baik saja dan mendingan dan aku bisa menemui Anton di kamar inap, dan aku melihat wajah Anton berbeda dari biasanya, dan aku mengobrol dengan Anton untuk menghikangkan rasa trauma dengan mengenang hal hal lucu yang dulu pernah terjadi dan ketika kondisi seperti itu pun Anton masih menanyakan perihal cita citaku yang ingin menjadi tentara, walaupun ku sudah alihkan pembicaraan dia tetap menanyakan hal itu dan ketika ku beritahu dia berpesan " yo kalau gagal sekali coba lagi kalau masih gagal coba lagi namun jika kamu terus gagal berarti ada yang salah dengan dirimu cobalah untuk merubah dan mencoba lagi ingat dulu kita pernah bersama sama berjuanguntuk bisa masuk SMP bersama dan kita bisa maka dari itu saya yakin kamu bisa dan saya harap 4 tahun yang akan datang saya bertemu kamu kamu sudah memakai seragam loreng hijau" pesan yang di berikan Anton sangat memotivasiku dan aku berencana untuk melanjutkan kembali daftar tentara.
Aku pulang dan berpamitan kepada Anton dan keluarganya, sesampainya dirumah aku memikirkan kembali perkataan Anton untuk tidak menyerah, dan aku sepakat setelah berunding dengan diriku sendiri untuk bisa melanjutkan cita cita ku.
Tidak berselang lama dari hari aku menjenguk Anton aku mendapat telepon dari keluarganya Anton bahwasanya Anton sudah meninggal dan pada saat itu hatiku hancur sehancur hancurnya ketika aku mendengar kabar Anton sudah tiada, dalam keadaan percaya tidak percaya aku langsung mengajak Ayah Ibu ku untuk pergi kerumah Anton. Ketika sampai  benar saja sudah ada tubuh yang terbujur kaku di tengah rumah dan seketika saat itu aku benar benar merasakan hacur, tapi mau apa dikata itu sudah takdir dari Allah SWT kita tidak bisa mengkehendakinya, aku hanya bisa terdiam melihat Anton sudah terbujur kaku. aku hanya bisa berdoa dan mengenang masa masa dengannya.
Sepulang dari rumah Anton aku masih terdiam dan tidak percaya bahwasanya teman terbaiku sudah pergi untuk selamanya , bukan lagi beda daerah melainkan sudah beda alam, sedih dan sakit rasanya aku mengenang masa masa dengannya sambil meneteskan air mata, hingga aku mengingat ketika aku terakhir kalinya bertemu dengan Anton dan dia memberi nasihat kepadaku untuk terus bersemangat mengejar impianku sebagai tentara, seketika itu aku langsung mengelap air mataku dan aku meyakinkan diri untuk bisa mengwujudkan cita cita ku untuk teman terbaikku Anton.
Keesokan harinya aku berlatih dan berlatih, hari hari kulewati dengan berlatih fisik dan mentar serta ku berlatih teori selama kurang lebih satu tahun ku menjalani latihan yang diiringi semangat  yang diberikan Anton dulu, aku yakin aku bisa menggapainya dan bisa mewujudkan cita cita yang sudah ingin ku capai.
Pendaftaran kembali di buka aku mencoba kembali mendaftar dengan persiapan yang sudah kulakukan, aku mendaftar dan masuk melewati bebebrapa sesi dan aku bisa masuk pada babak seleksi Pantuakhir dimana seleksi ini menentukan masuk atau tidaknya lanjut atau tidaknya kita. Sebelum tes Panutakhir aku meminta doa kepada kedua orang tua dan mengingat kata kata yang di berikan Anton seketika itu akum akin tambah yakin bahwasanya aku bisa menjadi seorang tentara.
Seleksi Panutakhir sudah ku lalui sekarang saatnya pengumuman dan ternyata namaku dipanggil dan pada saat itu air mataku pecah dan tidak bisa apa apa. Aku pulang kerumah dan memberi informasi bahwasannya aku diterima menjadi seorang tentara dan harus melewati pendidikan selama 4 tahun aku merasa bangga dan senang akhirnnya impianku bisa terwujud atas doa dan semangat dari orang orang sekitarku
4 tahun ku lalui tidak mudah namun aku selalu ingat kata kata Anton bahwasanyya kita tidak boleh menyerah,dan tiba saattnya kelulusan aku lulus denganprdikat "ADHI MAKAYASA" predikat lulusan terbaik, aku sangat senang dan bangga bahwasannya ternyata aku bisa mmenjad yang terbaik ketika dulu aku pernah terjatuh dan aku bangkit karena omongan sahabatku Anton.
Ketika aku sampai ke rumah dan memberi tau orang tua bahwa anaknya sudah menjadi tentara, dan aku langsung pergi berpamitan kepada orng tua untuk pergi ke makam sahabaku dan aku lansung pergi dengan masih menggunakan seragam, dan ketika samapai perasaanku campur aduk karena tidak disangka ternyata teman terbaiku sudah tiada"ton liat temanmu yang satu ini sudah menjadi seorang tentara terimakasih ya atas semnagat yang kamu berikan, semoga tenang ya kamu disana." dan aku berdoa selepas itu aku menyimpan bunga dimakamnya dan mencium pusara makam teman terbaikku Anton.
Percayalah bahwasanya kesempatan itu datang berkali kali tapi itu hanya berlaku kepada ornang yang mau berusaha yakinlah dan percayalah bahwa kamu bisa melewatinya, dan bermimpilah setinggi langit karena jaka kau jatuh kau jatuh tidak terlalu jauh, terulas bersemangat seperti yang Anton katakan terulah optimis dalam menjalani hidup yakin dan yakin sebisa bisa harus bisa pasti bisa dan yakin bisa, jangan pernah sia siakan orang yang selalu ada di dekatmu dan disampingmu percayalah dia aka nada ketika kamu sedang terpuruk dan dia selalu ada saat kamu bahagia karena kamu akan merasakan kehilangan yang sesungguhnya ketika dia pergi meninggalkan kita untuk selamanya.
"Anggaplah temanmu itu bukan sebagai teman lagi tapi anggaplah mereka itu keluargamu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun