"Mungkin bukan tak ada saran pengobatan/ tindak lanjut, tapi Yayuk tak mau ribet karena kalau ada tindak lanjutan kan berarti dia yang harus mondar-mandir jemput dan antar pak Wardi."
Saya menghela napas jadi ingat pepatah, "kasih anak sepanjang galah, kasih orangtua sepanjang jalan."
Saya melihat ada 3 lembar bukti pemeriksaan RSUD Cengkareng maka saya minta izin untuk fotocopy karena akan menanyakan pada pihak yang kompeten, kalau itu saya bermaksud menanyakan pada Dr Rizky -- tetangga yang juga dokter muda spesialis Rehabilitas Medis di RS Persahabatan. Dokter Rizky ini sungguh ringan tangan dan kaki saat ada tetangganya sakit pasti didatangi dan diperiksanya tanpa biaya. Jarang banget kan dokter di Jakarta demikian.
Hari itu Kamis pagi, sementara Jum'at sore pak Wardi akan dibawa pulang kampung.
Saat saya serahkan dokumen ke rumah Dokter Rizky, dia sudah berangkat jadi kata orang rumahnya baru bisa dijawab malam hari sepulangnya dari RS. Saya masih memegang copy yang lain, jadi segera meluncur ke fasilitas kesehatan tempat saya terdaftar. Menjalani prosedure seperti biasa yakni mendaftar, diukur  parameter  kesehatan seperti BB, suhu badan, saturasi udara, tekanan darah dan detak jantung. Setelah itu menemui dokter di ruangannya.
Setelah mengeluhkan yang dirasa, akhirnya saya ceritakan soal pak Wardi sekaligus mengeluarkan hasil pemeriksaannya. Dokter menjelaskan isi dari 3 lembar pemeriksaan RSUD Cengkareng dan tindakan medis yang perlu diambil demi kesembuhannya.
"Jadi tulang belakang dan persendian kakinya bisa diperbaiki, Dok?"
"Bisa, tapi tentunya harus menjalani serangkaian fisioterapi," jawab Dokter.
"Terus kartunya harus diurus pindah domisili?"
"Masih bisa dipakai sampai 3 kali jadi urus pindah domisilinya di sana aja," sarannya.
"Hmm sebenarnya anda gak ada keluhan kan? Mau menanyakan masalah Pak Wardi ini ya?" sambungnya.