Area jalan kaki yang saya tempuh itu  berada di sekitar pasar kaget tanpa pernah mengunjungi pasar.  Hingga suatu saat berpapasan dengan  teman SMA yang juga petinggi BUMN, beliau yang lelaki tanpa segan-segan belanja di pasar kaget dan menyarankan saya untuk mampir ke pasar kaget. Begitu masuk, saya langsung seperti menemukan supermarket saja. Segala jenis buah dan sayur ada, aneka macam ikan, segala bagian dari ayam juga ada, pokoknya komplit dan semua dengan harga sungguh miring. Jadilah kunjungan ke pasar kaget masuk dalam "ittenary" wajib setiap jalan pagi.
 Pulang ke RumahÂ
Hari itu seperti biasa, pulang dari puskesmas dengan jalan kaki dan menempuh jalan-jalan kecil di Tebet daripada lewat jalan raya demi meminimalisir paparan asap kendaraan bermotor yang lalu lalang. Kembali jarak 1.7 km ditempuh sebelum akhirnya tiba di rumah. Rumah di tengah kota yang disepakati keluarga untuk membiarkan lahan yang  ada terhampar bersama tanaman-tanaman yang menyejukkan tanpa membuat bangunan-bangunan tambahan. Eddy -- Titi (kerabat yang dengan sukarela memelihara halaman bersama adik sibuk memanen pisang yang tumbuh subur), nantinya pisang-pisang ini akan dibagikan pada orang-orang baik yang sudah membantu kami selama Covid-19 juga para pedagang kuliner yang mangkal di portal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H