Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membantu dan Dibantu Membuat Kita Merdeka dari Pandemi

15 Oktober 2021   14:24 Diperbarui: 28 Oktober 2021   18:38 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para penghuni jalan tersebut adalah orang lama yang sudah saling kenal jadi saya tidak yakin ada salah satu dari mereka yang keberatan dengan kehadiran gerobak kuliner. 

Akhirnya saya desak pak RW untuk memberitahukan siapa warga yang keberatan, dengan maksud untuk melakukan pendekatan secara pribadi. Namun beliau keberatan dengan alasan menjaga kerahasiaan, sementara desakan saya cukup "konsisten" hingga akhirnya dia meledak dan meloncat dari tempat duduknya setelah menggebrak meja,

"Kalau enggak percaya ya sudah. Buat apa kita bicara?"

Akhirnya saya mengeluarkan selembar kertas berkop Garuda yang merupakan surat pengangkatan sebagai ketua pengurus perhimpunan penghuni kompleks.

"Begini Pak, saya diangkat oleh bapak Menteri untuk jadi ketua perhimpunan para penghuni. Sementara bapak setahu saya diangkat oleh pak lurah kan? Pak lurah diangkat oleh walikota, walikota diangkat oleh gubernur. Gubernur diangkat oleh Menteri jadi kedudukan saya itu setara dengan bapak Anies Baswedan. 

Sebenarnya saya nanya warga yang keberatan itu untuk didekati secara pribadi namun dengan reaksi yang begini,  kalau Bapak  berkeras untuk panggil satpol PP agar mengangkat 2 gerobak kuliner itu, saya pastikan akan meminta satpol PP untuk angkat 3 gerobak yang lain."

Sebenarnya argumen bahwa posisi saya setara Gubernur DKI sekedar mengada-ada namun mampu membuat mukanya ditekuk tak keruan, saya mengingatkan,

"Pak, orang-orang itu tidak meminta sepeser uang dari Bapak, tidak meminta makan dari Bapak.  Sebentar lagi Covid-19 bakalan masuk ke Indonesia, hidup akan makin susah saja. Jangan bikin susah orang kecil, Pak. Tanggung jawab moralnya besar sekali dunia dan akhirat."

Saya tinggalkan pak RW yang termenung dan langsung menyambangi tukang soto serta tukang mie ayam untuk menenangkan mereka. 

Sore harinya tukang mie ayam laporan kalau pak RW meninjau mereka sembari tersenyum-senyum. Tukang combro menanyakan kebenaran kabar kalau saya ke rumahnya. Pak RW membenarkan seraya mengatakan jika saya marah-marah di rumahnya. Whaat??

Tapi sudahlah, yang penting semua bisa berdagang dengan tenang. Dan dari penyelidikan berbagai pihak di jalan portal terungkap fakta jika yang keberatan akan kehadiran  2 pedagang soto serta mie ayam itu adalah 3 pedagang gerobak lainnya (termasuk pedagang combro). Saya mendatangi pedagang yang dianggap senior di sana dan mengatakan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun