Temannya malah diminta datang ke BRI menjelang tutup tahun 2020. Beruntung adik dan temannya difasilitasi oleh pembimbing bisnis UMKM dari kecamatan usai mengikuti pelatihan di sana sebagaimana telah saya tuliskan di sini.
Beberapa bulan lalu sebenarnya sang pembimbing sudah menyampaikan bahwa kecamatan telah memasukkan data peserta untuk memperoleh bantuan produktif namun keputusan ada di tangan Kementerian Koperasi dan ternyata pencairan terjadi satu demi satu. Ada beberapa persyaratan untuk mendapatkan bantuan itu, antara lain memiliki rekening di BRI dengan maksimal saldo Rp. 2 juta.Â
Sementara tabungan adik di BRI sekitar di atas Rp. 2 juta karena rekening tersebut merupakan rekening penampungan tabungan si Nenek, ART kami yang sudah berusia 76 tahun.Â
Adik sempat cemas karena ia tidak kunjung mendapatkan bantuan produktif itu sementara teman-temannya sudah dapat. Memang sih Kecamatan mengusulkan 6 ribu UMKM jadi wajar jika harus mengantri.Â
Sejak awal saya sudah menyarankan untuk memindahkan saldonya ke rekening bank lain, dia berkeras pasti datanya tetap ada walau saldo dipindahkan.Â
Sebagai orang yang pernah berkecimpung di perbankan, saya yakin hanya ada 1 bank yang memiliki big data yang lengkap dan itupun bank swasta. Jadi saya paksa lagi, akhirnya saldo dipindahkan dan menjelang Natal, dia mendapatkan telpon dari nomor yang tidak dikenal supaya segera ke BRI.Â
Teten Masduki mengungkapkan ada 28 juta UMKM yang mengajukan permohonan bantuan produktif ini, jika tahun 2020 sudah disalurkan bantuan produktif pada 12 juta UMKM berarti masih ada 16 juta UMKM yang membutuhkan.Â
Untuk itu Teten Masduki  mengajukan permintaan tambahan dana bantuan produktif UMKM pada Menteri Keuangan. Apakah ini akan disetujui Menteri Keuangan? Wallahu'alam biisawab.
Yang jelas bantuan gaji bagi yang bekerja yang sejak awal bikin saya bingung, kenapa orang masih kerja dikasih bantuan? Semoga alokasi dana mereka bisa dialihkan bagi bantuan produktif UMKM.
Walaupun tampak receh sekali namun diam-diam UMKM menyumbangkan 60% dari perekonomian nasional dimana UMKM menyerap 97% dari tenaga kerja. Sungguh kontribusi yang luar biasa kan. Sayangnya bantuan yang diberikan jauh dari bantuan yang diberikan pada korporasi.Â
C'mon bu Sri have mercy on UMKM, setujuilah pengajuan menteri Teten Masduki, kalau perlu ditambah.