Pengusaha UMKM jangan ditanya lagi, pengusaha kuliner macam adik saya bingung -- order berdatangan namun bahan baku harganya melejit tak kira-kira. Bawang Bombay yang tadinya sekilo Rp.20 ribu jadi sekilo Rp. 120 ribu, pastinya kita tak mungkin menaikkan harga kuliner. Akibatnya tiarap juga. Harga ayam sempat anjlok hingga Rp. 20 ribu/ ekor, jangan anggap kami sedang menimbun barang saat membeli berpotong-potong  ayam. Anggap saja kami sedang membantu para peternak sembari memastikan keberlangsungan pangan keluarga.
Sekarang harga ayam naik lagi jadi Rp. 38 ribu/ ekor, ini membuat para emak jadi berceletuk, "Ayam sudah seperti saham saja, harganya volatile."
Berbelanja hemat menjadi keharusan dan seni tersendiri.
Yang tadinya belanja di supermarket berpindah ke pasar tradisional, sungguh terkejut mendapatkan harga yang teramat sangat murah. Karenanya pastikan membeli tanpa menawar agar masing-masing pihak mendapat berkah.
Potong Segala Pengeluaran yang Tidak Perlu.Â
Mencermati berbagai berita dan analisa bisa disimpulkan bahwa pandemik  ini bakalan lama dan bakalan  menyakitkan. Aktifitas ekonomi yang tersendat membuat pendapatan berkurang namun kebutuhan hidup tetap berjalan. Karenanya berhematlah, potong segala pengeluaran termasuk beban cicilan kepemilikan mobil dan rumah coba ajukan relaksasi kredit. Rumah sebagai tempat berteduh keluarga, apalagi rumah merupakan asset yang harganya terus meningkat jadi patut dipertahan. Jika merasa berat atas beban cicilan, cobalah mengajukan relaksasi kredit pada Bank terkait.
Sementara jika beban yang ditanggung adalah cicilan kendaraan bermotor dimana harga motor/ mobil pasti menurun akibat penyusutan sebaiknya pertimbangkan lagi dengan matang apakah mobil/ motor itu benar-benar diperlukan. Jika kendaraan bermotor itu bukan dipakai sebagai bagian dari alat untuk menghasilkan pendapatan, jual saja agar tidak perlu lagi membayar cicilan. Masih ada ojek dan taksi online yang siap mengantarkan kita kemana-mana.
Buatlah Sumber Penghasilan Alternatif
Saat ini nyaris semua orang berjualan online. Usaha-usaha konveksi yang mati suri akhirnya menggeliat dan mulai menjahit APD serta masker. Berbagai kuliner dijual online.  Ada teman saya yang bisa aja menemukan sumber-sumber kulakan sembako sehingga dia bisa berjualan online sembako dengan harga yang bersahabat. Begitulah, semua bergiat mencari tambahan penghasilan. Seorang teman bahkan memborong aneka barang kebutuhan rumah yang sedang didiskon habis-habisan dengan cara  flash sale oleh berbagai perusahaan e-commerce.  Demi mendapatkan barang sebanyak-banyaknya, teman satu ini bahkan sampai membuat 30 akun per satu ecommerce. Dan barang yang didapatnya bukan untuk ditimbun bagi keperluan sendiri, barang itu dijual lagi dengan harga yang masih dibawah harga pasar hingga dalam sekejap ludes.