Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

BPJS Lembaga Nirlaba, Haruskah Tenggelam dalam Defisit?

19 Mei 2020   08:10 Diperbarui: 20 Mei 2020   08:24 1501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kondisi normal pasti akan saya usulkan untuk mengembalikan angka masyarakat miskin sesuai angka yang didengung-dengungkan BPS dan SMI. Tentunya dengan penambahan 10 juta lebih masyarakat yang kehilangan pekerjaan/ usaha akibat Covid-19.

Berikut Tabel Kepesertaan BPJS berdasarkan Kelas.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Terlihat mayoritas masyarakat memilih kelas III.

Besarnya peserta BPJS yang ditanggung Pemerintah ditambah kenyataan bahwa banyak peserta BPJS Mandiri maupun Perusahaan yang memilih kelas III menunjukkan bahwa dana yang dihimpun BPJS dari iuran peserta sungguh tak banyak dibandingkan dengan total kewajiban yang dibayarkan.

Di lain pihak ternyata BPJS melakukan penurunan tarif pada peserta dari perusahaan yang tadinya 2% dari gaji menjadi 1%.

Ini jelas merugikan keuangan BPJS padahal peserta BPJS perusahaan dilihat dari segi pembayarannya bisa dikatakan lancar karena langsung memotong gaji pegawai.

Celakanya lagi 54% peserta BPJS Mandiri menunggak pembayaran iurannya

2. Ketika BPJS diluncurkan beberapa tahun lalu, muncul bantahan-bantahan dari buzzer-buzzer Rupiah bahwa BPJS adalah asuransi kesehatan. 

Namun saat ini para buzzer Rupiah sibuk menyatakan bahwa BPJS adalah asuransi kesehatan tanpa tahu bagaimana asuransi kesehatan itu beroperasi.

Sebagai orang yang memiliki sertifikat/ lisensi Financial Planner, saya menyayangkan BPJS tidak melakukan screening/ seleksi untuk tindakan pengobatan. 

Ada teman saya yang bapaknya mendadak masuk RS terkena serangan jantung, esoknya langsung dioperasi pasang ring dengan total biaya Rp. 50 juta padahal bapaknya tersebut tidak pernah berobat sebelumnya ke Faskes I ataupun RS berkaitan dengan penyakit jantungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun