Dalam perjalanan pulang dari pasar, saya bisa mencuci tangan hingga dua kali di tempat yang berbeda. Sampai rumah saya segera mandi dan berganti baju.
Alangkah terkejutnya saya melihat penerapan SOP Puskesmas yang sangat luar biasa. Tak seperti biasa, kali ini kami tidak diperbolehkan memasuki bangunan puskesmas. Ada satpam yang menerima dan memasukkan kartu kami ke dalam.Â
Di depan pintu masuk ada hand sanitizer dan fasilitas cuci tangan yang lengkap dengan wastafel stainless steel. Kami dipersilahkan menunggu di pelataran parkir yang ditutupi dengan canopy hingga tidak panas, lagipula banyak tanaman di sana sehingga udara sejuk.Â
Untuk dudukpun diatur selang satu isi satu kosong. Para pasien yang menunggu cukup disiplin hingga mereka mengingatkan seorang perempuan muda yang meletakkan masker di bawah dagunya untuk memasang maskernya dengan benar.
Saat giliran saya masuk ke bangunan puskesmas, harus melalui loket pendaftaran dulu dimana para petugas memakai masker dan jendela loket ditutupi dengan plastik.Â
Dari situ saya ke ruang pemeriksaan untuk ditimbang serta diperiksa suhu tubuh dan tensi. Petugasnya memakai baju APD lengkap dengan masker.Â
Setelah itu, menunggu giliran untuk bertemu dengan dokter, Ketika tiba giliran, dokter juga melindungi diri dengan memakai pakai dinas tangan panjang lengkap dengan sarung tangan karet serta face shield. Laptopnya pun terbungkus plastik.Â
Percakapan berlangsung cukup lama karena dokter sangat teliti hingga akhirnya dia menuliskan resep di laptop yang terkoneksi dengan apotik di dalam puskesmas.
Hingga saat saya ke apotik itu, petugas farmasi sudah menyiapkan obat untuk jatah 1 bulan. Loket apotik juga ditutupi dengan tirai plastik agar tidak terjadi kontak langsung.