Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup di Wilayah Epicentrum Covid-19

27 April 2020   09:03 Diperbarui: 27 April 2020   14:06 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.

Kedua warga terkonfirmasi Covid-19 sendiri dirawat di RS, keduanya merupakan orang-orang dengan posisi ekonomi serta professional berada di top of the top, yang satu malah dinas di Korea Selatan dan dua bulan sekali dapat jatah menjenguk keluarga di Indonesia.

dokpri
dokpri
Tak lama setelah itu Pasar Kaget yang sekitar 500 m dari kompleks kami juga melakukan penyemprotan desinfektan. Sempat kudengar seorang ibu yang mukim dekat pasar itu sibuk mengemukakan pendapatnya yang tidak setuju dengan pemakaian masker sembari menjebikkan bibirnya, "Kalau mau mati ya mati aja. Maut itu ditangan Allah."

Tak lama setelah penertiban pasar kaget, Anies Baswedan mengumumkan penetapan DKI Jakarta dalam PPSB (Pembatasan Sosial Berkala Besar). Daerah kami mengambil langkah yang lebih serius dalam physical distancing. Tiap RT membatasi wilayahnya, segala portal diturunkan,

"Maaf hanya penghuni RT sini atau orang yang berkepentingan dengan penghuni yang dapat memasuki kawasan ini."

Kenapa ada penambahan kata "orang yang berkepentingan dengan penghuni yang dapat memasuki kawasan ini." Tak lain disebabkan banyak warga RT tersebut yang mata pencahariannya adalah berdagang. 

Jadi jika kawasan itu benar-benar tertutup, bagaimana warganya bisa mendapatkan penghasilan. 

Hal baik yang terjadi adalah bermunculannya fasilitas cuci tangan lengkap dengan sabun cairnya. Lantas saya jadi demen cuci tangan dalam perjalanan pulang dari pasar kaget. 

Yup, saya bisa cuci tangan di tiap tempat yang menyediakan fasilitas cuci tangan saat jalan pagi atau jalan sore. Haah, masih keluar rumah juga? Tenang teman, jalan-jalan yang saya lalui relatif lengang, lagipula konon virus Covid-19 lebih terbatas kemampuan geraknya di udara terbuka.

Nah Pasar Kaget juga makin berbenah sejak PPSB diberlakukan, area perumahan sekitar pasar memasang portal, untung saya masih bisa lewat karena warga di sana sudah biasa melihat saya. 

Pasarnya sendiri menerapkan jam buka yang lebih terbatas, dari pk.06 -- pk.10 pagi. Pintu masuk dibedakan dengan pintu keluar dan tersedia fasilitas cuci tangan di pintu masuk. 

Ada petugas kelurahan lengkap dengan TOA menjaga pintu masuk, selain menjaga agar pengunjung pasar memakai masker, juga menegur orang-orang yang mau keluar lewat pintu masuk, "Gak ada tanggung-tanggung." Demikian dia mengusir mereka. Pasar kaget di wilayah tetangga sudah ditutup karena warganya tidak bisa ditertibkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun