Baru saja saya menghenjakkan badan di bangku belakang taksi online, pak supir menyapa dengan ramah, "Assalamualaikum, Bu."
Belum pernah ada supir taksi online menyapa demikian, maka dengan gembira saya jawab salam itu,"Wa'alaikumsalam. Pak."
Kendaraan meluncur menuju Jalan Rasuna Said, tujuan yang cukup dekat dari tempat awal di Pancoran. Namun jalanan yang macet membuat pak supir mengajak bicara,
"Bu, waktu Pemilu kemarin di tempat Ibu, siapa yang menang?"
"Ada 4 TPS dimana 2 TPS memenangkan Jokowi, 2 TPS memenangkan Prabowo. Tapi secara jumlah suara masih menang Prabowo." Jelas saya.
"Oh kalau begitu sama dengan di daerah rumah saya." Pak supir berkata sembari menerangkan prefrensi beberapa warga yang dikenal.
Beberapa pensiunan PNS dan ASN yang masih aktif berterus terang memilih Jokowi padanya dan pak supir heran, "Kan gaji mereka dibayar dari utang negara ya, Bu. Jadi loyalitas harusnya pada rakyat, bukan pada Jokowi."
Saya cuma senyum-senyum saja demi mendengar argumen pak supir yang cerdas. Akhirnya pak supir melemparkan "bom" pertanyaannya, "Kelihatannya bakalan panjang ya, Bu."
Saya mengiyakan sembari menarik napas panjang, prihatin. Pak supir melanjutkan,
"Saya sebenarnya ga suka Prabowo -- orangnya. Tapi saya lebih ga suka kebohongannya Jokowi."