Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Happy International Mother Day, Mamanya Sabiya

13 Mei 2019   08:35 Diperbarui: 13 Mei 2019   08:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  When You See Me, Know that all Me, 

   I'm not kept, I do the keeping."

Tulisannya itu semacam menguatkan dugaanku bahwa ia adalah perempuan yang bahkan saat bersama   lelakinya sudah merupakan perempuan yang mandiri. Mencari nafkah sendiri demi menghidupi dirinya serta kedua anaknya.

Sekali dia mengupdate fotonya bersama kedua orangtuanya dan Sabiya, tak kulihat anak lelakinya. Entah kemana anak itu. Namun aku lihat dia makin menikmati musik underground. Bernyanyi dan cerialah, wahai perempuan muda. Kau layak menikmati hidupmu.

doc: risingbd
doc: risingbd

Banyak perempuan-perempuan muda teman Fbku yang sudah harus berjuang keras menaklukan kerasnya hidup manakala perempuan-perempuan muda lain sedang mereguk cerianya hidup. Bahkan ada seorang perempuan muda dalam keadaan hamil 9 bulan harus wara-wiri Jakarta-Bandung  mengejar scammer. Dana para customernya sebesar Rp. 300 juta sudah terlanjur disetorkan. Dan suaminya tidak mau tahu dan tidak mau membantu. Usai perempuan ini melahirkan, talak cerai sudah menanti.  Padahal dia berbisnis online semata untuk menambah penghasilan suami. Pilu melihatnya.

HARI IBU DI INDONESIA BUKAN MOTHER'S DAY

Aku menuliskan kisah ini seiring dengan peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2018 ini. Sebuah artikel dari Kompas.com pop up ke smartphoneku semacam mengingatkan bahwa hari Ibu di Indonesia sebenarnya terlahir saat organisasi-organisasi perempuan berkongres  22 Desember 1928 lalu. Saat jauh ke belakang itu, Indonesia belum lagi merdeka. Para perempuan sudah berkumpul dan menyatukan pendapat mengenai berbagai hal  seperti pendidikan perempuan, perkawinan anak-anak, kawin paksa, perceraian sewenang-wenang. Kongres juga membahas peran perempuan bukan hanya sebagai isteri dan pelayan suami saja.

Oleh karenanya Hari Ibu di Indonesia bukan semacam Mother's Day. Dilansir dari koran Kompas yang terbit tahun 1977. Hari Ibu di Indonesia bukan semacam hari untuk memanjakan Ibu-Ibu sekali setahun setelah bekerja tanpa lelah mengurus rumah tangganya. Ingat ya Pembantu hanya ada di sebagian kecil Negara dan pembantu dengan harga murah hanya ada di Indonesia.

Di Indonesia, hari Ibu ditujukan untuk menandai emansipasi perempuan dan keterlibatan mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Pada tahun 1986, tanggal 22 Desember resmi ditetapkan sebagai Hari Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun