Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Buruh Migran Lebih Perkasa dari 10 Orang Terkaya Indonesia versi Forbes

5 Mei 2017   17:37 Diperbarui: 6 Mei 2017   14:35 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ironisnya ada sebuah sektor yang selama ini dipandang sebelah mata ternyata menyumbangkan kontribusi lebih banyak dari setoran pajak peserta program Tax Amnesty. Sektor itu adalah sektor Buruh Migran Indonesia. Mereka yang bekerja hingga ke Luar Negeri  untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarga yang berada di Indonesia menyumbangkan kiriman uang dari LN sebesar Rp. 119 Trilyun pada tahun 2015  lebih tinggi dari total setoran program pengampunan pajak per 25 Januari 2017 yang sebesar Rp 110 triliun.

Direktur Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Legeri (PPTKLN) Kemnaker, R. Soes Hindharno menyatakan selisih remitansi BMI tidak jauh dengan dana repratiasi yang dijanjikan para konglomerat Indonesia untuk memasukkan dananya ke dalam negeri lewat program Tax Amnesty  sebesar Rp 140 triliun. Soes menambahkan bahwa remitansi BMI  tidak bisa dianggap remeh, setidaknya menyumbang 10 persen dari APBN Negara “Bedanya, remitansi dari BMI sudah jelas masuk, sedangkan repatriasi masih sebatas komitmen,” Kali ini Indonesia dalam Angka sungguh indah.

Dengan fakta bahwa BMI ternyata sudah menyumbang 10% dari APBN dimana kita juga bisa melihat bahwa fresh money yang masuk itu dipergunakan oleh keluarga para BMI tentunya akan menghasilkan multiplier effect yang signifikan dan bisa meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat sekitar. Karenanya apresiasi pada para BMI patut dilakukan, terutama berkaitan dengan perbaikan penyelenggaraan  penempatan BMI di Luar Negeri, pengayoman selama mereka bekerja di sana baik dari segi payung hukum maupun Lembaga yang menaungi mereka. Negara sudah jauh lebih baik dalam menangani masalah perburuhan migran yang bekerja di Luar Negeri. Seperti dengan adanya pembentukan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia).

buruh-590c534275937366238b456a.jpg
buruh-590c534275937366238b456a.jpg
Saya juga bersyukur Bpk Jokowi langsung menemui para buruh migran sesampainya di Hongkong baru-baru ini,  tindakan mengayomi dan menghargai dari seorang kepala Negara.

Dengan besarnya kontribusi dari para Buruh Migran ini pada APBN sudah waktunya Negara menangani dan meningkatkan pertumbuhan sektor ini apalagi masalah pembangunan Sumber Daya Manusia merupakan satu dari tiga prioritas Pemerintah dalam pemerataan ekonomi. Mendidik tenaga kerja yang memiliki ketrampilan dan mengirimkannya ke luar negeri pasti akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi. Saya mengenal para perawat dari Indonesia yang bekerja di Taiwan, pekerja salon kecantikan di Saudi Arabia, juru masak yang bekerja di Singapore. Bukan semacam chef-chef yang terkenal namun seorang juru masak yang memasak ramuan herbal di suatu klinik sinshe. Juru masak yang masih sempat mengurusi kost-kostannya yang berisi anak-anak Indonesia.

Pengiriman tenaga kerja laki-laki juga perlu ditingkatkan. Sebab ketika saya singgah di Saudi Arabia, saya lebih sering bertemu pengemudi dari India, pekerja hotel dari India, penyapu jalanan dari Bangladesh.

Saya mengenal seorang anak muda (19 tahun), mahasiswa UI. Anak yang langsung terpisah dari Ibunya usai terlahir karena sang Ibu segera bekerja di Singapore. Ketika si anak muda mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Short Course di NUS - Singapore baru-baru ini, menjadi kesempatan pertama mereka bisa tinggal bersama. Anak muda ini selama di Singapore aktif dalam pembinaan ketrampilan para Buruh Migran Indonesia. Dan sekembalinya ke Jakarta, dia menghimpun gerakan mengumpulkan bahan bacaan yang akan dikirimkan ke Perpustakaan TKI di Singapore dan pemilihan topik-topik dari buku yang dibutuhkan bisa disimpulkan pendalaman ketrampilan yang dibutuhkan.

Topik-topik berikut:

 1.Keterampilan (menjahit, menyulam, dll)
 2. Autisme, skizofrenia, disleksia, dan gangguan-gangguan lain
 3. Panduan merawat anak penderita autisme, skizofrenia, disleksia, dll
 4. Tata rias
 5. Resep kue dan masakan
 6. Tips memulai usaha
 7. Teknik menulis sastra (puisi dan prosa)
 8. Budidaya tanaman dan hewan
 9. Fotografi
 10. keterampilan berbahasa (Inggris dan Mandarin)
 11. Keterampilan dasar Microsoft Office
 12. Translation & interpreting
 13. Travel writing & photojournalism
 14. Agama

sumber: facebook yoga
sumber: facebook yoga
Sudah waktunya KBRI yang berada di wilayah dengan banyak BMI diaktifkan untuk membina para Buruh Migran ini. Dalam hal ini penting untuk membaca data Statistik Indonesia.

Sementara itu  jika kita lihat bahwa banyak materi buku yang disusun sebenarnya merupakan persiapan usaha sekembalinya ke Indonesia sudah sewajarnya Pemerintah menerapkan salah satu prioritas pemerataan ekonomi melalui pembagian lahan-lahan tidak produktif kepada mereka.  Sejauh-jauhnya buruh migran bekerja, semuanya demi keluarga di tanah air. Berikanlah sehasta tanah bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun