Mohon tunggu...
Dava Fauzy
Dava Fauzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa prodi Jurnalistik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah seorang pribadi yang cukup tertarik dengan dunia media sosial. Oleh karena itu saya ingin menuangkan semuanya di platform-platform yang tersedia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Premanisme yang Menjadi Realitas Kelam Pasar Ciputat

11 Juli 2024   20:51 Diperbarui: 13 Juli 2024   18:15 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Terry selaku pedagang di Pasar Ciputat (Dokpri)

Bu Jessi: Pengunjung yang Belum Pernah Terpapar Premanisme

Bu Jessi selaku pengunjung di Pasar Ciputat (Dokpri)
Bu Jessi selaku pengunjung di Pasar Ciputat (Dokpri)
Di sisi lain, ada juga pengunjung seperti Bu Jessi yang belum pernah merasakan atau menyaksikan premanisme di Pasar Ciputat. "Dari ibu pribadi, nggak ada hal-hal seperti itu, ibu belum pernah ngerasain," katanya. Bu Jessi, yang sering berbelanja di pasar ini, tidak merasakan ancaman premanisme secara langsung.

Ia juga menambahkan, "Oh, nggak pernah juga ibu lihat yang seperti itu." Pengalaman Bu Jessi menunjukkan bahwa premanisme mungkin tidak selalu terlihat atau dirasakan oleh semua orang. Bagi sebagian pengunjung, Pasar Ciputat mungkin tampak seperti pasar biasa tanpa adanya gangguan dari preman.

Kesimpulan: Realitas yang Perlu Ditangani dengan Serius

Premanisme di Pasar Ciputat merupakan realitas yang tidak bisa diabaikan. Meskipun tidak semua orang merasakan dampaknya, pengalaman pedagang seperti Pak Jasar dan Pak Terry menunjukkan bahwa ancaman ini nyata dan bisa berdampak serius. Pengalaman Bu Jessi sebagai pengunjung yang tidak pernah merasakan atau melihat premanisme juga penting untuk dipertimbangkan, karena menunjukkan bahwa ancaman ini mungkin tersembunyi dari pandangan umum.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerja sama antara pihak berwenang, pengelola pasar, dan komunitas pedagang untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang. Premanisme tidak hanya merusak tatanan sosial, tetapi juga mengancam kesejahteraan dan keamanan para pedagang serta pengunjung. Dengan penanganan yang tepat, diharapkan Pasar Ciputat bisa menjadi tempat yang lebih aman, damai, serta nyaman bagi semua pihak yang terlibat.

Selain itu, perlu dilakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada para pedagang dan pengunjung tentang pentingnya melaporkan segala bentuk intimidasi atau kekerasan kepada pihak berwenang. Penegakan hukum yang tegas dan adil juga harus diterapkan untuk memberikan efek jera bagi para pelaku premanisme. Kerjasama antara aparat keamanan, pengelola pasar, dan komunitas lokal dalam menciptakan sistem pengamanan yang efektif bisa menjadi langkah nyata dalam mengatasi premanisme.

Keselamatan dan kenyamanan di Pasar Ciputat harus menjadi prioritas utama, bukan hanya bagi para pedagang yang mencari nafkah, tetapi juga bagi para pengunjung yang berbelanja di sana. Upaya bersama dan kesadaran kolektif akan pentingnya lingkungan yang aman dan kondusif adalah kunci untuk mengatasi ancaman premanisme dan menciptakan pasar yang lebih baik bagi semua. 

Penulis: Muhammad Dava Fauzy, 11230511000086, Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun