Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Neno Warisman, Kulihat Kebencian di Matamu

25 Februari 2019   09:58 Diperbarui: 25 Februari 2019   14:30 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Neno Warisman, kembali mendapat sorotan publik, terkait doa politiknya, yang dinilai sebagaian kalangan justru mengancam Allah SWT. Sebelumnya, mantan artis itu mendapat cibiran masyarakat terkait dengan penggalangan dana sumbangan kampanye untuk capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Bagaimana tidak, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno adalah capres yang kaya raya. Bahkan, dalam debat capres ke-2, terungkap Prabowo Subianto memiliki konsesi lahan ratusan ribu hektar. Bandingkan dengan jutaan petani miskin yang justru tak punya tanah. 

Terkait dengan penggalangan dana mantan selebritas itu sudah saya tulis di Kompasiana dengan judul, "Meluruskan Seruan Jihad Harta Neno Warisman"

Kembali ke doa Neno Warisman yang dinilai mengancam itu. Apa dan bagaimana isi doa mantan selebritas itu?

Penggalan pusi dan doa mantan selebritas itu sebagai berikut:

......

Karena jika Engkau tidak menangkan

Kami khawatir ya Allah

Kami khawatir ya Allah

Tak ada lagi yang menyembah-Mu
.......

Setelah mendapatkan kritik dan cibiran dari berbagai pihak, seperti biasa, kubu Prabowo Subianto pun mengelak. Seperti ditulis di salah satu media online,  Jubir BPN, Andre Rosiade mengatakan, puisi Neno mengutip doa Rasulullah saat menghadapi perang badar. Puisi itu ditujukan kepada umat Islam secara umum, bukan dalam konteks politik. Namun, jika kita melihat konteks saat puisi itu diucapkan sulit untuk tidak mengatakan itu terkait dengan pilpres 2019. Lagi pula atas dasar apa doa Rasullah dalam perang Badar dikutip dalam acara, yang semangatnya sudah begitu kentara mendukung capres Prabowo-Sandiaga Uno?

Indonesia tidak sedang dalam kondisi perang seperti pada perang Badar. Indonesia sedang dalam kondisi damai. Jika kemudian doa pada saat perang dibacakan di saat kondisi damai, tentu bisa menyesatkan. 

Kebencian. Itulah satu kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang selama ini dilakukan oleh Neno Warisman dalam kampanye-kampanyenya terkait dengan pilpres 2019. Kebencian terhadap siapa? Kebencian terhadap lawan politik Prabowo yang berlebihan. Padahal lawan politik Prabowo sama-sama anak bangsa. Bahkan sama-sama muslim. Kenapa kebencian begitu terlihat di matanya?

Apakah Jokowi itu adalah seorang tuang tanah, yang menguasai ratusan ribu hektare tanah  di tengah jutaan kaum tani tak punya tanah untuk bertani, sehingga Neno Warisman begitu membenci Jokowi secara berlebihan?

Apakah Jokowi, menghabiskan separuh lebih usianya untuk membela rejim korup dan menindas Orde Baru, sehingga layak untuk dibenci secara berlebihan?

Apakah Jokowi, terlibat dalam penculikan anak-anak muda yang menentang rejim korup dan menindas Orde Baru, di tahun 1998, sehingga Neno Warisman begitu membenci Jokowi secara berlebihan?

Apakah Jokowi, pernah memiliki perusahaan yang membakar hutan dan meyebabkan kabut asap, sehingga layak dibenci secara berlebihan?

Apakah Jokowi, pernah memiliki tambang emas yang merusak alam, sehingga layak dibenci secara berlebihan?

Jokowi adalah manusia biasa. Ia tak luput dari kesalahan. Sebagai manusia Jokowi perlu dikritik. Namun, menyamakan Jokowi dengan kaum jahiliyah seperti dalam perang Badar, tentu sebuah kekeliruan. Kekeliruan yang didasarkan pada kebencian yang menguasai jiwa hingga terlihat pada sorot matanya. Mbak Neno, kulihat kebencian di matamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun