Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Politisasi Bencana, Matinya Empati Demi Pilpres 2019

31 Juli 2018   09:40 Diperbarui: 31 Juli 2018   10:33 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Politisasi bencana juga pernah terjadi dalam kasus Lumpur Lapindo. Beberapa orang mengatakan bahwa korban lumpur Lapindo adalah orang-orang yang gemar maksiat sehingga diazab Allah dengan munculnya semburan lumpur Lapindo. Benarkah demikian? Lagi-lagi Allah yang tahu. 

Dalam kasus semburan lumpur Lapindo, justru yang kita tahu adalah Tuhan telah menjadi kambing hitam dalam kasus itu. Akibatnya, persoalan tambang di kawasan padat huni seperti di wilayah Porong Sidoarjo, dalam kasus lumpur Lapindo, tidak dijadikan pokok persoalan. Ujungnya adalah hingga kini tidak jelas siapa yang harus bertanggung jawab untuk merehabilitasi ekologi yang hancur.

Betapa dahsyat akibat buruk dari politisasi bencana itu. Untuk itu, sudah saatnya kita berhenti melakukan politisasi bencana. Saatnya kita berempati terhadap korban bencana dan juga menggunakan akal sehat untuk dapat beradaptasi dengan alam yang telah dianugerahkan Allah kepada kita semua.

InsyaAllah, dengan itu kita dapat bersyukur atas segala anugerah-Nya pada kita sebagai umat manusia. Bagaimanapun juga hidup bukan hanya soal pilpres 2019. 

Merawat rasa kemanusiaan kita lebih penting daripada sekedar dukung mendukung elite di perhelatan politik elektoral lima tahunan itu. Kecuali kita memang sudah berkoalisi dengan setan untuk sekedar merebut kursi kepresidenan di 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun