Mohon tunggu...
Moh Hidayat
Moh Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Mencintai seseorang yang tidak mencintai itu pahit

Tantang hati dan bertanya kemana hidup ini akan kubawa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segumpal Cahaya, Memoar Luka

2 Juli 2019   05:50 Diperbarui: 2 Juli 2019   06:01 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TABULARASA

Bingung membutakan
Resah mendesah bergejolak
Menghantam desir senja

Luapan air mata deras
membanjiri suaka belantara kerinduan
Menusuk luka membangun derita.

Cahaya.. Bawakan aku satu pilar
bernyawa, menghembus daratan
Membungkam bangkai.

Prahara... Beri aku sedikit sumpah
Menguak harapan sampah
Bersamaan kerinduan soraya
Terhadap kelam.

Daunsajak.
Sumenep, 14 Maret 2019

DURJA

Mendung gemetar syahdu
Menderukan rindu.
Luka meriang lapuk hujan pengharapan

Tantang hati dan bertanya,
Kemana takdir ini kan kubawa
Darah menjadi teman setia
Merangkul basah disetiap rongga.

Daunsajak
Pamekasan, 18 maret 2019

Selamat Jalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun